Kebijakan bank sentral untuk menstabilkan lira, membuat cadangan devisa bersih Turki menjadi negatif untuk pertama kalinya sejak 2002. Sementara bank sentral telah menjual emas senilai 9 miliar dolar AS sejak Maret untuk memenuhi permintaan pra-pemilu. Para ekonom mengatakan, pihak berwenang dapat mencari lebih banyak valuta asing dari sekutu asing, atau lebih lanjut menekan permintaan yang dapat memperlambat pertumbuhan dan berisiko menekan modal lebih lanjut.
“Semuanya mengarah pada prospek yang sangat suram. Sulit dipercaya bahwa hal ini dapat dipertahankan,” kata CIO of Emerging Markets Debt di FIM Partners, Francesc Balcells.
“Anda bisa berdebat (Erdogan) bisa berubah pikiran dan kemudian memeluk ortodoksi. Saya tidak mengesampingkannya. Tapi pada akhirnya, saya pikir dasar keyakinan ekonominya tidak akan berubah,” ujar Balcells.
Menjelang pemilihan putaran kedua, Erdogan mengisyaratkan kemungkinan perubahan. Dia mengatakan, mantan menteri keuangan Mehmet Simsek, yang dikenal baik oleh investor internasional, dapat kembali ke pemerintahan untuk membantu membentuk kebijakan. Tetapi masih belum diketahui bagaimana peran Simsek jika Erdogan memenangkan putaran kedua.
Para pejabat menginginkan program ekonomi saat ini tetap berjalan. Mereka mengatakan, kebijakan pinjaman selektif yang memprioritaskan teknologi, energi, sumber daya alam, dan pariwisata diperkirakan akan berkontribusi secara kumulatif sekitar 289 miliar dolar AS ke neraca berjalan pada 2030, sehingga mendukung kenaikan nilai mata uang lira.
sumber : Reuters
Sumber: Republika