Selasa, 30/04/2024 - 03:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Satgas Pangan Sebut Masalah Harga Telur Bukan Karena Penimbunan

ADVERTISEMENTS

Pekerja menyortir telur ayam di salah satu sentra penjualan telur ayam di Jalan Ibrahim Adjie, Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/5/2023). Berdasarkan keterangan pedagang, harga telur ayam mengalami kenaikan menjadi Rp32 ribu dari yang semula Rp27 ribu. Kenaikan harga tersebut salah satunya disebabkan oleh harga pakan ayam yang meningkat.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Satgas Pangan memastikan untuk persoalan harga telur yang melambung bukan karena adanya indikasi penimbunan. Wakil Kepala Satgas Pangan Polri Helfi Assegaf mengatakan hingga saat ini Satgas Pangan tak menemukan indikasi penimbunan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Belum ada temuan. Rugi kalau mereka nimbun, busuk nanti,” tegas Helfi saat ditemui Republika di Jakarta, Kamis (25/5/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Harga Pangan Hari Ini: Cabai dan Telur Kompak Naik, Beras Masih di Atas HET
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Namun, kata Helfi saat ini penyebab kenaikan harga telur karena memang tidak tersedianya pakan yang cukup untuk peternak. “Ini hanya persoalan pakan saja kok. Karena jagung, 50 persen pakan ke ayam ini kan jagung. Jagungnya kurang,” tambah Helfi.

ADVERTISEMENTS

Kata Helfi, Satgas Pangan mendorong pemerintah agar bisa mempercepat ketersediaan jagung khususnya untuk peternak. “Kami mendorong pemerintah agar segera ketersediaan jagung ini cepat. Impor jagungnya juga cepet. Dan mengawasi distribusinya agar tidak salah juga,” tambah Helfi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Selain itu, kata Helfi harga telur yang naik juga dipengaruhi oleh kurangnya stok. Apalagi, dengan adanya program bantuan sosial telur ayam ke masyarakat yang membutuhkan. Kata dia, alokasi jumlah telur yang disalurkan lewat program ini cukup banyak sehingga menggerus stok di pasaran.

Berita Lainnya:
Ada Indomaret di Kereta Cepat Whoosh, Ini Kata KCIC

“Ya memang ada sebagian faktor kekurangan stok itu karena adanya program bansos itu. 1,45 juta penerima, satu orang 10 butir,” ujar Helfi.

Selain itu, kata dia juga adanya kendala distribusi dari produsen telur ke daerah daerah. Sebab, kata Helfi kelangkaan telur dan naiknya harga tidak terjadi secara serentak di nasional. Ada persoalan distribusi yang tak merata.

“Semua kan harus diatur. Tata niaga itu kan makanya diatur. Ada daerah yang surplus memang. Tapi memang harga pakan yang bermasalah,” ujar Helfi.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi