Selasa, 07/05/2024 - 15:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Saudi: Normalisasi dengan Israel Ada Manfaatnya tapi Terbatas

ADVERTISEMENTS

RIYADH – Normalisasi hubungan Arab Saudi dengan Israel menjadi kebijakan prioritas AS di Timur Tengah. Ada sejumlah negara tetangga yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel, yaitu Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Menlu AS Antony Blinken menegaskan soal normalisasi ini saat menyampaikan pernyataan bersama Menlu Saudi Pangeran Faisal bin Farhan, Kamis (8/6/2023). Berbicara di samping Blinken, Pangeran Faisal menyatakan, normalisasi akan memberikan sejumlah manfaat. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

‘’Namun, manfaat itu hanya terbatas jika tidak menjadi jalan untuk mewujudkan solusi dua negara antara Israel dan Palestina,’’ kata Pangeran Faisal. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Sebuah sumber yang tahu isu ini mengungkapkan, Riyadh ingin AS mendukung program nuklir sipil sebagai imbal balik normalisasi dengan Israel. Maret lalu, The Wall Street Journal melaporkan, program nuklir ini juga jaminan keamanan di antara konsesi yang dikehendaki Riyadh. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Pangeran Faisal berharap kesepakatan dicapai AS untuk membantu Saudi mengembangkan program nuklir. Ia tak menyatakan program nuklir ini sebagai syarat normalisasi dengan Israel. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Perkembangan Militer Jadi Prioritas dari Angkatan Bersenjata Iran

Aziz Alghashian, pengamat hubungan Teluk dan Israel, menyatakan Riyadh tak akan tergerak melakukan normalisasi dengan sejumlah alasan. Di antaranya saat ini Israel dijalankan oleh pemerintahan garis keras dan kurang cocoknya dengan pemerintahan Joe Biden. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

‘’Ini bukan pemerintahan Amerika yang ingin Saudi berikan bingkisan berupa normalisasi Saudi-Israel,’’ ujar Alghashian. Normalisasi menjadi pencapaian mengagumkan dan di bawah payung Amerika. Saudi, kata dia, tak ingin pemerintahan Biden mengambil keuntungan dari sana.

Hubungan AS-Saudi mengalami ketegangan sejak 2018 saat terjadi pembunuhan atas jurnalis AS kelahiran Saudi, Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Kian memburuk saat Biden mulai menjalankan pemerintahan. 

AS saat itu merilis data intelijen bahwa Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salmann (MBS) menyetujui pembunuhan jurnalis tersebut. Ini dibantah MBS. Kini bahkan Riyadh membangun hubungan lebih jauh dengan Rusia dan Cina, rival AS. 

Berita Lainnya:
China-Indonesia Sepakati Solusi Dua Negara untuk Palestina

Blinken pejabat tingkat tinggi kedua AS yang berkunjung ke Saudi kurang dari sebulan. Pada 7 Mei lalu, penasihat keamanan nasional Jake Sullivan juga datang ke Saudi. Blinken sebelumnya bertemu Putra Mahkota Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS).

Keduanya berbicara selama 40 menit, membahas berbagai isu termasuk konflik Yaman, Sudan, Israel, dan hak asasi manusia. 

Mengakhiri tiga hari kunjungannya ke Saudi, Blinken menegaskan, normalisasi Israel dengan negara tetangganya untuk menjadikan Timur Tengah lebih terintegrasi, merupakan prioritas bagi AS. Hal ini ia katakan saat bertemu kelompok lobi Israel, AIPAC sebelum kunjungan. 

‘’Kami mendiskusikannya di sini dan kami akan terus bekerja, meningkatkannya ke arah lebih jauh dalam hitungan hari, pekan, dan bulan-bulan ke depan,’’ tegas Blinken. Saudi selama ini bertahan dari tekanan AS untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. 

 

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi