Selasa, 30/04/2024 - 00:06 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Menteri Nadiem Diminta Cek Lapangan Soal Biaya Kuliah Mahal

ADVERTISEMENTS

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Fikri Faqih meminta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim turun langsung melihat langsung ke lapangan permasalahan dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Abdul Fikri menilai Nadiem harus sering komunikasi dan koordinasi langsung.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Apalagi, kadang persoalan tidak dapat tergambar data-data yang disampaikan pejabat-pejabat di bawahnya. Fikri sendiri banyak menerima masukan dari kolega-kolega di perguruan tinggi atas maraknya permasalahan kampus-kampus di Indonesia. Tidak cuma rektor-rektor PTN, ada pula PTS, pakar-pakar dan pengamat pendidikan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
UKRIDA Wisuda 393 Orang Sarjana dan Magister
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Salah satunya (masukan) agar Mas Menteri lebih sering turun ke bawah mengunjungi kampus-kampus, baik negeri maupun swasta,” kata Fikri kepada Republika.co.id, Selasa (4/7/2023).

ADVERTISEMENTS

Ia mengingatkan, saat ini ada beberapa polemik terkait dunia pendidikan tinggi. Antara lain evaluasi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Tidak sedikit yang merasa PTNBH minim kontrol dari pemerintah.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Mulai dari pengelolaan keuangan dan penerimaan mahasiswa. Padahal, MK sudah memutuskan aset-aset PTNBH tetap milik negara, tetap milik wajib diaudit dan ada pertanggungjawaban hukum dalam pelaporan keuangannya.

Berita Lainnya:
Harbukfes 2024 di Untirta Datangkan Najwa Shihab Hingga Ria Ricis, Marak Diskon Buku

Selain itu, banyak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) meminta perimbangan jatah APBN dalam sektor pendidikan. Sebab, anggaran bagi PTN mencapai 96 persen, sedangkan bagi PTS dialokasikan hanya sekitar empat persen.

“Meskipun sekarang ada skema competitive fund, PTN dan PTS punya peluang yang sama, namun masih jauh perbandingan alokasinya,” ujar Fikri.

Ia menambahkan, tidak sedikit PTS mengeluhkan kuota penerimaan PTN-BH yang bisa sampai puluhan ribu mahasiswa setiap tahun. Ini berpotensi mematikan PTS yang jumlahnya mencapai 90 persen total kampus Indonesia.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi