Kamis, 02/05/2024 - 05:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

AS Bantu Australia Produksi Sistem Roket Kendali Multipeluncuran

ADVERTISEMENTS

TOKYO — Amerika Serikat pada Sabtu (29/7/2023) menyatakan akan membantu Australia untuk memproduksi sistem roket kendali multipeluncuran pada tahun 2025. Hal ini dilakukan untuk menghadapi perkembangan pengaruh Cina di negara-negara kepulauan Pasifik.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Kerja sama ini merupakan satu dari “beberapa inisiatif yang saling menguntungkan” yang dikejar Pentagon dengan industri pertahanan Australia, kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam konferensi pers menyusul pembicaraan bilateral mengenai keamanan di Brisbane.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

AS juga “bergegas untuk mempercepat akses Australia ke amunisi prioritas melalui proses akuisisi yang disederhanakan,” kata Austin.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Sebelumnya, Austin dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles dan Menlu Penny Wong untuk dialog tahunan, yang disebut Konsultasi Tingkat Menteri Australia-AS.

ADVERTISEMENTS

Kedua negara telah meningkatkan upaya pertahanan kolaboratif, yang mencakup rencana Canberra untuk mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir di bawah kemitraan keamanan tiga arah yang melibatkan Inggris yaitu AUKUS.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Xi Jinping: China dan AS Harus Jadi Mitra, Bukan Saingan

Austin, yang berbicara di samping Blinken dan mitra Australia mereka, menekankan pentingnya mentransfer kapal selam serang bertenaga nuklir AS ke Australia, sebuah langkah yang memicu kekhawatiran di antara anggota parlemen Republik mengenai produksi kapal selam dalam industri pertahanan negara itu.

“Mengenai AUKUS, saya yakin akan terus ada dukungan bipartisan yang kuat untuk inisiatif ini,” kata kepala Pentagon itu.

“Inisiatif ini … menciptakan kemampuan generasi, dan sekali lagi, itu membantu kami mewujudkan visi bersama tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” tambah dia.

Blinken menggarisbawahi upaya kedua negara untuk mempertahankan ketertiban berdasarkan aturan internasional, menyatakan bahwa mereka melakukannya dengan terlibat dengan Cina, sementara itu “bila perlu, menentang upayanya untuk mengganggu kebebasan navigasi dan penerbangan” di Laut Cina Selatan dan Timur.

Berita Lainnya:
28 Kedutaan Besar Israel di Seluruh Dunia Ditutup, Akibat Tujuh Pejabat Garda Revolusi Iran tewas

Blinken mengatakan AS dan Australia menentang upaya Cina “untuk meningkatkan status quo yang telah menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.”

Dorongan diplomatik Cina yang berupaya lebih erat dengan negara kepulauan Pasifik telah membuat khawatir AS dan sekutunya seperti Australia dan Jepang. Terutama setelah adanya penandatangan perjanjian keamanan antara Beijing dengan Kepulauan Solomon pada April lalu.

Perjanjian keamanan itu dilaporkan memungkinkan Beijing mengerahkan militer dan menyandarkan kapalnya di negara kepulauan di timur laut Australia itu.

Marles menggaungkan pernyataan Austin tentang kepercayaannya pada “komitmen bipartisan” AS untuk akuisisi kapal selam oleh Australia.

Dia juga mengatakan Australia mengharapkan “lebih banyak kunjungan” kapal selam bertenaga nuklir AS ke negara itu, yang dia antisipasi akan menjadi “langkah pertama dalam perjalanan Australia mengembangkan kemampuan untuk mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir sendiri.”

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi