Kamis, 02/05/2024 - 03:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Pemicu Turunnya Hujan di Jabodetabek Beberapa Hari Terakhir Menurut BRIN

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menganalisais, bahwa hujan yang mengguyur wilayah Jabodetabek selama beberapa hari terakhir dipicu kemunculan Siklon Tropis Saola di Filipina. Pekan lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga telah memprakirakan, secara umum wilayah Jabodetabek pada 27-28 Agustus 2023 berpotensi hujan dengan konsentrasi hujan di sebagian Selatan Jabodetabek.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Badai itu cukup kuat untuk menarik uap air yang berasal dari selatan Pulau Jawa. Semakin kuat badai, maka uap air semakin kuat ditarik ke arah Filipina,” kata Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan dalam bincang sains yang dipantau di Jakarta, Rabu (30/8/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
BMKG: Tiga Wilayah Jakarta Diguyur Hujan pada Senin Malam
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Siklon Tropis Saola memiliki kecepatan angin maksimum sebesar 85 knot atau setara 155 kilometer per jam dengan tekanan udara minimum sebesar 955 milibar. Eddy menuturkan awan dan uap air yang ditarik dari perairan selatan Pulau Jawa itu melewati Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Banten. Alhasil, hujan turun di daerah-daerah tersebut.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 

ADVERTISEMENTS

Menurutnya, angin yang membawa uap air punya kecenderungan mencari pusat tekanan rendah. “(Hujan) itu hanya kondisi sesaat dan El Nino tetap eksis,” ujarnya. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Polres: Aktivitas Warga Pesisir Pantai Selatan Garut Kembali Normal Pascagempa

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa ada tiga faktor yang dapat meredam kekuatan El Nino yang memicu kemarau menjadi lebih panjang yaitu monsun Asia, Indian Ocean Dipole (IOD), dan Madden–Julian Oscillation (MJO) di lautan Hindia. Saat ini, kata dia, ketiga fenomena itu belum muncul karena masih berada di bawah permukaan.

“El Nino yang muncul Mei 2023 akan mencapai kondisi periode normal atau netral pada Maret, April, dan Mei 2024 atau hampir satu tahun,” ujar Eddy.

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi