Selasa, 30/04/2024 - 14:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Menyantap Makanan Cepat Saji Setiap Hari, Siap-siap Hadapi 6 Masalah Ini

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA—Meski dianggap kurang menyehatkan, makanan cepat saji atau fast food tampak tak kehilangan popularitasnya di tengah masyarakat. Karena praktis dan terasa lezat, sebagian orang bahkan tak ragu untuk mengonsumsi makanan cepat saji setiap hari.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Pada dasarnya, makanan cepat saji boleh dikonsumsi sesekali dan dalam jumlah yang tidak berlebihan. Bahkan, makanan cepat saji bisa menjadi bagian dari pola makan yang sehat selama dikonsumsi secukupnya saja. “Moderasi adalah kuncinya,” jelas ahli gizi Nicole Rodriguez RDN CDN, seperti dilansir Eat This pada Rabu (6/9/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Namun bila dikonsumsi setiap hari, makanan cepat saji bisa memunculkan beberapa efek samping. Terlebih, bila porsi makanan cepat saji yang dikonsumsi tidak terkontrol. Berikut ini adalah enam efek samping yang mungkin terjadi bila menyantap makanan cepat saji setiap hari secara berlebihan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

1.Risiko Strok Meningkat

Makanan cepat saji dikenal dengan kandungan garamnya yang tinggi. Makanan cepat saji bisa dengan mudah membuat orang-orang mengonsumsi garam atau sodium dengan jumlah melebihi batas rekomendasi. Menurut Dietary Guidelines for Americans, batas konsumsumsi sodium dalams ehari adalah 2.300 mg. Jumlah ini setara dengan 1 sendok teh garam.

Berita Lainnya:
Tips Kendalikan Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

“Seiring waktu, asupan sodium yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah serta meningkatkan risiko terhadap penyakit kardiovaskular dan strok,” ungkap Rodriguez.

 

2.Berat Badan Naik

Makanan cepat saji juga dikenal sebagai makanan yang padat kalori dan minim nilai gizi. Satu set menu berisi burger, kentang, dan soda yang tampak normal saja bisa memiliki lebih dari 1.000 kalori. Angka ini tentu akan semakin bertambah bila orang-orang memilih set menu berukuran besar. Asupan kalori yang berlebih dari makanan cepat saji dapat memicu kenaikan berat badan di kemudian hari.

 

3.Kurang Serat

Rodriguez merekomendasikan konsumsi 14 gram serat untuk setiap 1.000 kalori makanan yang dikonsumsi. Target ini akan sulit tercapai lewat makanan-makanan cepat saji yang minim serat. Sebagai contoh, menu salad ayam dari sebuah restoran cepat saji terkenal hanya memiliki sekitar 5 gram serat. “Meski Anda mengonsumsi salad itu tiga kali per hari, Anda masih jauh dari target (asupan serat),” ujar Rodriguez.

 

4.Kolesterol Tinggi

Secara umum, batas konsumsi lemak jenuh adalah sekitar 22 gram per hari. Batas ini bisa dengan mudah dipenuhi lewat makanan cepat saji. Asupan lemak jenuh yang berlebih diketahui berkaitan dengan peningkatan kadar kolesterol “jahat” atau LDL. Untuk mencegah risiko ini, asupan lemak jenuh tidak boleh melebihi 10 persen dari total kebutuhan kalori harian.

Berita Lainnya:
Ahli Bioteknologi Ungkap Manfaat Ikan Teri bagi Ibu Hamil

 

5.Kurang Gizi

Meski memiliki kalori yang tinggi, makanan cepat saji biasanya minim akan nilai gizi.  Oleh karena itu, kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji juga dapat meningkatkan risiko terjadinya defisiensi atau kurang gizi. Beberapa dari defisiensi gizi tersebut adalah defisiensi serat, kalsium,, vitamin D, serta kalium.

 

6.Risiko Diabetes Tipe 2 Melonjak

Studi terbaru menemukan bahwa konsumsi makanan cepat saji lebih dari dua kali per pekan berkaitan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi. Kebiasaan tersebut juga berkaitan dengan peningkatan risiko terhadap sindrom metabolik dan kematian akibat penyakit jantung koroner.

Individu dengan kondisi prediabetes juga tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan cepat saji terlalu sering. Alih-alih makanan cepat saji, individu dengan prediabetes lebih dianjurkan untuk menerapkan pola makan seimbang yang terdiri dari sayur hingga protein tanpa lemak. 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi