Rabu, 08/05/2024 - 23:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Tangan Mona Lisa Isyaratkan Pengobatan Baru untuk Kolesterol Tinggi

ADVERTISEMENTS

JAKARTA – Mona Lisa bukan hanya karya seni yang tak ternilai harganya, tetapi berkat tangannya, lukisan ini sekarang membantu mengobati kolesterol tinggi. Dalam lukisan klasik Leonardo da Vinci, tangan Mona Lisa menunjukkan tanda-tanda kondisi yang disebut xanthomas, yang mengisyaratkan adanya hiperkolesterolemia familial (familial hypercholesterolemia/FH).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Kelainan genetik ini, yang mempengaruhi sekitar 1 dari 200 orang dewasa, menurut American Heart Association, menyebabkan peningkatan kadar kolesterol jahat dalam darah. Sehingga membuat seseorang berisiko terkena penyakit kardiovaskular.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

FH terkait dengan mutasi pada reseptor lipoprotein densitas rendah (LDL-R), yang biasanya membantu mengatur kolesterol. Mutasi ini menghalangi kemampuan hati untuk mengatur kadar kolesterol, sehingga menyebabkan peningkatan kolesterol dalam aliran darah. Meskipun statin, yang meningkatkan kadar LDLR, biasanya diresepkan untuk mengobati kolesterol tinggi, statin tidak efektif untuk semua orang, terutama mereka yang memiliki mutasi FH tertentu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Durasi Ideal Cuci Muka Menurut Dokter, tak Cukup 15 Detik
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Namun, para peneliti di Medical University of South Carolina (MUSC) telah membuat terobosan dengan menyaring senyawa yang dapat mengurangi sekresi apolipoprotein B (apoB), atau protein partikel LDL utama, dari sel hati. Dengan menguji South Carolina Compound Collection, yang terdiri dari sekitar 130 ribu senyawa, mereka mengidentifikasi sekelompok molekul yang menurunkan sekresi apoB dan kadar kolesterol. Temuan ini dapat membuka jalan bagi pengobatan FH yang baru.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

“Pendekatan kami adalah cara asli dalam melakukan farmakologi, yaitu mencoba menemukan obat yang dapat memperbaiki penyakit tanpa mengetahui bagaimana obat tersebut dapat memperbaikinya,” kata Stephen Duncan, seorang profesor sekaligus SmartState Endowed Chair di Departemen Pengobatan Regeneratif dan Biologi Sel di MUSC.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Anda membuat model penyakit, dan kemudian dapat menskrining obat untuk mencari tahu mana yang berhasil. Kemudian Anda dapat mengetahui secara retrospektif bagaimana obat tersebut berfungsi,” tambah Duncan seperti dilansir Study Finds, Selasa (12/9/2023).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Makin Banyak yang Kena Kanker di Usia Muda, Mengapa Orang Zaman Sekarang Lebih Berisiko?

Namun, setelah menguji senyawa-senyawa ini pada tikus, mereka terbukti tidak efektif. Pengamatan yang lebih dekat menunjukkan bahwa sel-sel hati tikus resisten terhadap senyawa tersebut. Untuk mengatasi hal ini, para peneliti menggunakan tikus Avatar atau tikus dengan hati yang terbuat dari sel manusia. Model ini memungkinkan senyawa bekerja secara efektif.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Hasilnya menunjukkan bahwa kita dapat menggunakan sel punca manusia sebagai sistem untuk memodelkan penyakit, menyelesaikan proses penemuan obat dan menemukan obat yang berpotensi dapat digunakan untuk mengobati pasien. Itu menunjukkan cara yang sangat layak untuk melakukan penemuan obat dengan menggunakan sistem manusia,” kata Duncan.

Meskipun temuan ini menjanjikan, masih banyak penelitian yang harus dilakukan. “Menemukan target obat dan menunjukkan mekanisme kerjanya merupakan prioritas utama dari studi lanjutan,” jelas Duncan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi