Selasa, 30/04/2024 - 02:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

API: Sektor Tekstil Indonesia Melemah Saat Pasar Global Juga Menurun

ADVERTISEMENTS

Pedagang menata barang dagangan di salah satu kios di Pasar Cimol Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (8/6/2023). Melemahnya sektor tekstil di Indonesia juga dirasakan oleh pasar global.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengungkapkan melemahnya kondisi pasar sektor tekstil di Indonesia juga dirasakan oleh pasar global yang tengah mengalami penurunan daya beli. Penurunan daya beli ini sebagai imbas dari inflasi yang terjadi secara global.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Pasar tekstil secara global juga tidak baik mungkin daya beli pangsa pasar terbesar seperti Amerika dan Eropa kondisi mereka juga sedang tidak baik-baik saja,” kata Jemmy saat ditemui di Purwakarta, Jawa Barat pada Kamis (21/9/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dia menjelaskan menurunnya daya beli di pasar tekstil terbesar global seperti Amerika dan Eropa diakibatkan oleh inflasi imbas meningkatnya harga minyak yang mencapai 90 dolar AS per barel.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
PLN Pastikan SPKLU di Sumbar Siap Layani Pengguna Kendaraan Listrik

“Dengan harga minyak yang naik kembali ke atas 90 dolar Amerika itu membuat inflasi di AS yang tadinya sudah di level 3 persen sekarang menanjak di atas 3 mendekati 4 persen. Mungkin ini yang membuat sinyal kondisi dunia masih sedang tidak baik-baik saja,” sambung Jemmy.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Tren pasar tekstil Indonesia yang sedang lesu, kata Jemmy, sudah dirasakan sejak kuartal 3 tahun 2022 dan menurutnya saat ini belum ada tanda-tanda sektor tersebut akan pulih.

Jemmy menuturkan sebagai langkah untuk menghadapi kondisi tersebut, API memberikan masukan-masukan kepada pemerintah sebagai pertimbangan untuk dijadikan regulasi terkait perlindungan pasar dalam negeri dari produk asing. 

“Untuk regulasi ke depannya supaya lebih baik supaya bisa melindungi pasar domestik ini yang dirasakan cukup besar potensinya jangan sampai dimasuki dengan mudah oleh produk asing,” kata Jemmy.

Berita Lainnya:
Smelter Freeport di Gresik Capai 94 Persen, Juni Siap Beroperasi  

Dia menerangkan pelaku industri tekstil Indonesia lebih banyak memasarkan produknya untuk pasar domestik dibandingkan ekspor. Oleh karena itu, perlindungan pasar domestik menjadi kunci dari pertumbuhan industri tekstil dalam negeri.

Jemmy menyebutkan penerapan kebijakan trade barrier atau pembatasan impor dari luar negeri dibutuhkan di saat kondisi pasar tekstil yang melemah. Selain itu, perlunya mendorong masyarakat untuk membeli produk tekstil buatan dalam negeri.

“Kalau bisa ada pilihan, barang sama harga sama, atau harga lebih mahal sedikit, lihat made in (buatan) mana. Kalau made in produk luar, beli produk dalam negeri juga,” ucap Jemmy.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi