Senin, 06/05/2024 - 03:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Harga Beras Melonjak, Indef Ungkap Biang Keroknya

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Dewan Komisioner dan Ekonom Senior Indef Bustanul Arifin mengatakan, perubahan iklim global menjadi penyebab awal yang membuat harga beras melonjak. Bustanul mengatakan, kenaikan suhu bumi mencapai 1,5 derajat celsius dalam 120 tahun terakhir dan diperkirakan terus meningkat hingga dua derajat celsius. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Dampaknya bumi menyala, es di kutub mencair, dan permukaan air laut sudah naik 3,9 mm per tahun. Itu sangat tinggi sekali, saya ngeri ada beberapa pulau yang tenggelam,” ujar Bustanul dalam diskusi publik yang bertajuk “Waspada Bola Panas Harga Beras” di Jakarta, Jumat (22/9/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), ucap dia, memperkirakan terjadi kenaikan air laut 60 cm pada 2000-2100. Kondisi ini membuat udara yang kian panas dan siang yang lebih panjang dari biasanya. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Hal ini memengaruhi proses pematangan dari padi. Proses pematangan yang terlalu lama siangnya atau panasnya biasanya menghasilkan hampa, yang membuat gabahnya jadi kosong, ini sudah pasti mengurangi produksi, lalu suplai berkurang, dan harga tinggi. Itu logikanya,” ucap dia.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Terungkap Ada Impor Ilegal Rutin dari China ke Indonesia yang Nilainya Ratusan Juta Dolar AS

Bustanul menyampaikan pemanasan global diperparah dengan adanya dua fenomena El Nino Sothern Oscillation (ENSO) atau memanasnya suhu muka laut (SML) di atas normal di pasifik tengah dan timur serta Indian Ocean Dipole (IOD) atau fenomena laut atmosfer di Samudera Hindia berdasarkan nomali SML di pantai timur Afrika dan pantai barat Sumatera. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Setelah pemanasan global ada dua peristiwa, namanya ENSO dan IOD yang berhubungan dengan air laut yang membawa uap panas,” lanjutnya. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Bustanul menyampaikan faktor-faktor ini berkontribusi dalam melonjaknya harga beras. Pasalnya, kekeringan ekstrem yang terjadi pada fase generatif akan mengurangi kemampuan tanaman untuk berproduksi. Bustanul menyampaikan hal ini dapat terlihat jelas dalam penurunan luas panen maupun produktivitas pada Januari-September 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Gelombang Panas Diduga Sebabkan Dua Orang Warga India Meninggal Dunia  

Dia memerinci luas panen pada Januari-September 2023 tercatat sebesar 8,62 juta hektare yang turun 0,07 juta hektare atau 0,86 persen dari luas panen 2022 yang sebesar 8,69 juta hektare.

Dengan produksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 44,48 juta ton pada 2023 yang turun 0,95 juta ton atau 2,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 45,43 juta ton. Dengan begjtu, lanjut Bustanul, tak mengherankan jika produksi beras Indonesia hanya 25,63 juta ton pada Januari-September 2023 yang berarti turun 0,54 juta ton atau 2,08 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya dengan 26,17 juta ton beras.

“Belum lagi kalau lihat faktor global, di mana terjadi dinamika akibat invasi Rusia dan India yang melarang ekspor beras ikut melonjakkan harga beras,” kata Bustanul.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi