Jumat, 24/05/2024 - 14:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Sering Menitipkan Anak pada Kakek Neneknya, Coba Simak Ini Dulu

 JAKARTA — Cukup banyak orang tua muda yang karena berbagai alasan menitipkan anak yang masih balita ke ayah ibu mereka, alias kakek dan nenek dari anak. Sebuah penelitian berusaha mengungkap dampak dari pengasuhan anak oleh dua generasi di atasnya.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Dikutip dari laman Science Daily, Ahad (8/10/2023), studi digagas oleh tim dari Sivas Cumhuriyet University dan Cappadocia University di Turki, serta University of Exeter di Inggris. Para peneliti meninjau informasi dari 1.495 ibu serta anak-anak mereka.  

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Data yang digunakan berasal dari Millennium Cohort Study. Sebanyak 39,3 persen anak menghabiskan antara satu hingga 10 jam bersama kakek-nenek mereka dalam sehari. Sementara, 33,7 persen anak bersama kakek-neneknya antara 11 hingga 20 jam sehari.

Ada 27 persen anak dari keseluruhan data yang ditinjau, menghabiskan waktu di atas 21 jam bersama kakek-neneknya. Lantas, digunakan Skala Skrining Kessler untuk Tekanan Psikologis, guna menilai kesejahteraan psikologis ibu yang mengikuti penelitian.

Berita Lainnya:
Dokter Sarankan Penderita Asma Berkumur Usai Pakai Inhaler, Ini Gunanya

Skala Hubungan Orang Tua Anak pun dipakai dalam studi tersebut. Khususnya, untuk mengukur persepsi ibu terhadap hubungan ibu dan anak. Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan digunakan untuk menilai tingkat kesulitan emosional dan perilaku anak.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Temuan tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara kesejahteraan psikologis ibu dan jumlah dukungan yang diberikan kepada keluarga terutama yang bergantung pada pengaturan perawatan anak dan kakek neneknya, ungkap salah satu peneliti, Angeliki Kallitsoglou.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Konflik ibu-anak atau berkurangnya kedekatan ibu-anak pun masih berpotensi terjadi ketika anak beranjak besar. Menurut para peneliti, jika ibu memiliki masalah mental yang buruk, itu bisa membuat anak memiliki masalah emosional, masalah perilaku, dan masalah teman sebaya yang lebih tinggi pada usia tujuh tahun. 

Berita Lainnya:
Kepala BKKBN Soroti Game yang Mengandung Kekerasan Berpotensi Merusak Moral Bangsa

Kedekatan ibu-anak berhubungan langsung dengan kesulitan sosial dan emosional anak ketika anak nantinya berusia tujuh tahun. Lebih banyak konflik ibu-anak pada usia tiga tahun pun dikaitkan dengan lebih sedikit perilaku prososial, kurangnya perhatian/hiperaktif, masalah emosional, masalah teman sebaya, juga masalah perilaku.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Karena itu, peneliti merekomendasikan agar para ibu tetap memperhatikan kesehatan mentalnya dengan beragam cara. Selain itu, para peneliti menegaskan bahwa mereka tidak menganggap sepele dukungan kakek-nenek dalam bentuk pengasuhan anak.

Sebab, itu mungkin memiliki implikasi berbeda terhadap kesehatan mental ibu yang punya keterbatasan. Misalnya, ibu tunggal atau ibu yang bekerja penuh waktu.  

“Jadi, kami tidak bisa menutup kemungkinan bantuan kakek dan nenek untuk ibu yang memiliki karakteristik berbeda dengan sampel kami, yang tentunya akan memberikan dampak yang berbeda,” ujar Kallitsoglou.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi