Minggu, 16/06/2024 - 07:34 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Skandal Darah Terkontaminasi di Inggris Disorot Lagi, PM Inggris Minta Maaf

JAKARTA — Pemerintah Inggris dan layanan kesehatan publik mereka, National Health Service, disebut telah menyebabkan ribuan pasien terpapar infeksi mematikan setelah menerima darah dan produk darah yang terkontaminasi. Temuan ini terungkap dalam laporan akhir penyelidikan yang dipublikasikan pada Senin (20/5/2024).

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Skandal ini bermula pada 1970-an, ketika sebuah terapi pengobatan baru muncul untuk pasien hemofilia dan gangguan serupa. Terapi pengobatan ini menggunakan plasma darah manusia sebagai pengganti agen pembekuan darah. Sayangnya, plasma darah yang digunakan untuk terapi ini berasal dari darah yang telah terinfeksi atau terkontaminasi.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Dilantiknya Daddi Peryoga sebagai Kepala OJK Provinsi Aceh

Setelah menjalani terapi ini, sekitar 1.250 pasien terkena HIV dan hepatitis C sekaligus. Sebanyak 380 pasien di antaranya merupakan pasien anak-anak. Sekitar dua pertiga pasien yang terkena HIV dan hepatitis C akhirnya meninggal dunia akibat penyakit terkait AIDS. Sebagian pasien yang terkena HIV juga tanpa sadar menularkan virus tersebut kepada pasangan mereka.

ADVERTISEMENTS
Menuju Haji Mabrur dengan Tabungan Sahara Bank Aceh Syariah

Selain itu, sekitar 2.400-5.000 pasien diketahui terkena hepatitis C tanpa HIV setelah menjalani terapi dengan darah terkontaminasi. Banyak dari pasien ini yang mengalami sirosis dan kanker hati setelah terkena hepatitis C.

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda

Penggunaan darah terkontaminasi kembali terjadi di Inggris pada 1970-1991. Kali ini, pasien terpapar oleh darah terinfeksi atau terkontaminasi melalui transfusi darah setelah menjalani prosedur operasi, persalinan, atau perawatan medis lain.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh
Berita Lainnya:
Donor DLHK Aceh Capai 218 Kantong Darah

Sebanyak 80-100 pasien diperkirakan terkena HIV akibat paparan darah terkontaminasi ini. Sedangkan sekitar 27 ribu pasien dilaporkan tertular hepatitis C. Skandal darah terinfeksi atau terkontaminasi ini diperkirakan telah menelan sekitar 3.000 korban jiwa, seperti dilansir AP News. Selain itu, skandal ini juga diyakini telah membuat puluhan ribu pasien lain harus bergelut dengan penyakit seumur hidup.

ADVERTISEMENTS
Selamat Menunaikan Ibadah Haji bagi Para Calon Jamaah Haji Provinsi Aceh

Menurut laporan, banyak dari kasus penularan penyakit dan kematian dalam skandal ini yang sebenarnya bisa dihindari bila pemerintah mengambil langkah tegas. Langkah tegas yang dimaksud adalah langkah yang berkaitan dengan upaya menekan risiko penularan penyakit melalui transfusi darah atau penggunaan produk darah lainnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

“Selama bertahun-tahun pihak otoritas menambah penderitaan (para pasien) dengan menyangkal adanya kesalahan yang terjadi,” ujar inquiry chairman, Sir Brian Langstaff, seperti dilansirBBC pada Rabu (22/5/2024).

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2024

Yang lebih memilukan, laporan akhir penyelidikan menyatakan bahwa otoritas terkait kurang terbuka kepada pasien mengenai risiko-risiko dari terapi baru tersebut. Mereka juga kurang memberikan informasi kepada pasien terkait terapi alternatif lain yang bisa mereka jalani.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat dan Sukses kepada Pemerintah Aceh atas Capai WTP BPK

Bahkan, otoritas terkait juga dinilai kurang terbuka dalam memberikan informasi mengenai penularan penyakit yang dialami pasien setelah menjalani terapi. Sebaliknya, pihak otoritas justru meyakinkan para pasien bahwa mereka memberikan terapi terbaik dan sudah melakukan skrining darah.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Kemenkes: TBC Baru Dapat Dieliminasi di Indonesia pada 2045

“Ketika para pasien mulai terinfeksi, pihak otoritas justru menunda untuk memberitahu mereka mengenai apa yang terjadi,” ujar Sir Langstaff.

ADVERTISEMENTS
Bayar Jalan tol dengan Pencard

Oleh karena itu, Sir Langstaff menilai skandal yang sangat kacau ini bukanlah kecelakaan semata. “Skandal ini bisa terjadi karena pihak otoritas, dokter, layanan pengelola darah, dan juga pemerintah tidak memprioritaskan keamanan pasien,” jelas Sir Langstaff.

Berikut ini adalah beberapa temuan yang diungkapkan dalam laporan akhir:

1. Upaya untuk menghentikan impor produk darah dari luar negeri yang menggunakan darah dari pendonor berisiko, seperti narapidana dan pengguna obat terlarang, sangat minim.

2. Di Britania Raya, pendonor darah dari kelompok berisiko tinggi masih diterima hingga 1986.

3. Produk darah tidak dikelola dengan panas untuk mengeliminasi HIV sampai akhir 1985, meski risikonya sudah diketahui sejak 1982.

4. Sangat sedikit tes yang dilakukan untuk mengurangi risiko hepatitis sejak 1970-an dan seterusnya.

Temuan ini membuat pemerintah dan otoritas terkait di Britania Raya menuai kecaman. Mereka dinilai telah membahayakan keselamatan pasien dan berupaya menyembunyikan kekacauan tersebut selama puluhan tahun.

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

فَمَا اسْطَاعُوا أَن يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا الكهف [97] Listen
So Gog and Magog were unable to pass over it, nor were they able [to effect] in it any penetration. Al-Kahf ( The Cave ) [97] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi