Rabu, 01/05/2024 - 15:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Hamas: Normalisasi Negara Arab dengan Israel tidak Akan Menciptakan Perdamaian

ADVERTISEMENTS

 DUBAI — Serangan mengejutkan kelompok perlawanan Palestina, Hamas ke Israel tidak hanya sekadar serangan fisik. Mereka  juga membidik upaya untuk membentuk keberpihakan keamanan regional baru yang dapat mengancam aspirasi Palestina untuk menjadi negara.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Serangan mengejutkan Hamas pada Sabtu (7/10/2023) merupakan serangan terbesar ke Israel dalam beberapa dekade. Serangan ini bertepatan dengan langkah yang didukung AS untuk mendorong Arab Saudi menuju normalisasi hubungan dengan Israel, sebagai imbalan atas kesepakatan pertahanan antara Washington dan Riyadh. Serangan Hamas akan mengerem upaya pemulihan hubungan antara Saudi dengan Israel.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Semua perjanjian normalisasi yang Anda (negara-negara Arab) tandatangani dengan (Israel) tidak akan mengakhiri konflik ini,” kata pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Serangan Hamas yang dilancarkan dari Gaza terjadi setelah berbulan-bulan meningkatnya kekerasan di wilayah pendudukan Tepi Barat. Termasuk meningkatnya serangan Israel, dan serangan oleh pemukim Yahudi di desa-desa Palestina. 

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Kondisi warga Palestina semakin memburuk di bawah pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Sementara upaya perdamaian telah terhenti selama bertahun-tahun.

Sementara itu, Arab Saudi dan Israel sama-sama mengindikasikan bahwa mereka semakin mendekati kesepakatan normalisasi. Seorang analis Timur Tengah di Johns Hopkins School for Advanced International Studies di Washington, Laura Blumenfeld mengatakan, Hamas mungkin menyerang karena merasa bahwa mereka menghadapi hal-hal yang tidak relevan seiring dengan kemajuan upaya menuju hubungan Israel-Arab yang lebih luas.

Berita Lainnya:
Mantan Presiden Poroshenko Siap Tantang Zelenskyy di Pilpres Ukraina

“Ketika Hamas menyaksikan Israel dan Saudi hampir mencapai kesepakatan, mereka memutuskan: tidak ada kursi di meja perundingan?,” kata Blumenthal.

Pemimpin Hamas di Lebanon, Osama Hamdan mengatakan, operasi pada Sabtu harus membuat negara-negara Arab menyadari bahwa menerima tuntutan keamanan Israel tidak akan membawa perdamaian. Dia menyayangkan beberapa negara Arab mulai membayangkan bahwa Israel bisa menjadi pintu gerbang bagi Amerika untuk mempertahankan keamanan mereka.

“Bagi mereka yang menginginkan stabilitas dan perdamaian di kawasan, titik awalnya haruslah mengakhiri pendudukan Israel,” kata Hamdan.

Pejabat Hamas, Ali Baraka mengatakan, serangan melalui udara, darat dan laut merupakan kejutan bagi musuh. Serangan ini membuktikan bahwa intelijen militer Israel gagal mencegah operasi mengejutkan itu.

“Kepemimpinan perlawanan perlu mengambil keputusan pada waktu yang tepat, ketika perhatian musuh terlena dengan pestanya,” kata Baraka.

Pada 1973, Mesir menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel. Beberapa negara Arab lainnya juga telah menormalisasi hubungan, termasuk beberapa negara Teluk Arab yang bersebelahan dengan Arab Saudi.  Namun Palestina belum mencapai cita-cita mereka untuk mendirikan sebuah negara, yang prospeknya masih terlihat jauh dari sebelumnya.

Berita Lainnya:
TNI AU Kerja Sama dengan AU Yordania Terjunkan Bantuan Langsung ke Gaza

“Meskipun bukan merupakan pendorong utama serangan tersebut, tindakan Hamas mengirimkan pengingat yang jelas kepada Saudi bahwa masalah Palestina tidak boleh dianggap hanya sebagai subtopik dalam negosiasi normalisasi,” ujar mantan diplomat AS di Timur Tengah, Richard LeBaron.

Seorang pejabat senior di pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan, sangat dini untuk berspekulasi mengenai dampak konflik Israel-Hamas terhadap upaya normalisasi Saudi-Israel. “Saya yakin Hamas tidak akan menggagalkan hasil seperti itu. Namun proses tersebut masih harus berjalan,” ujar pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim.

Sumber regional yang akrab dengan hubungan Saudi-Israel-AS mengatakan,  Israel melakukan kesalahan dengan menolak memberikan konsesi kepada Palestina. Sementara itu, Iran tidak merahasiakan dukungannya terhadap Hamas.

Iran mendanai dan mempersenjatai Hamas, serta kelompok pejuang Palestina lainnya yaitu Jihad Islam. Teheran menyebut serangan pada Sabtu sebagai tindakan membela diri bagi warga Palestina.

Yahya Rahim Safavi, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, Teheran akan mendukung para pejuang Palestina sampai pembebasan Palestina dan Yerusalem. Seorang pejabat Palestina, yang dekat dengan kelompok pejuang mengakui dukungan Iran terhadap Hamas.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi