Selasa, 07/05/2024 - 12:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Dokter: Angka Kesakitan dan Kematian Remaja Meningkat 200 Persen

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Praktisi Kesehatan Masyarakat Spesialis Kesehatan Jiwa dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Dr dr Khamelia Malik mengatakan, terdapat paradoks pada kesehatan remaja yang terlihat sehat secara fisik. “Angka kesakitan dan kematian di masa remaja meningkat hingga 200 persen pada akhir ini,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (13/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Khamelia mengatakan, hal tersebut berbanding terbalik dengan masa remaja yang secara fisik merupakan periode paling sehat sepanjang hidup dari segi kekuatan, kecepatan, kemampuan penalaran, lebih tahan terhadap kondisi dingin, panas, kelaparan, dehidrasi, dan berbagai jenis cedera. Salah satu penyebabnya, kata dia, karena ketidakmampuan dalam mengendalikan perilaku dan emosi yang mengakibatkan kesakitan dan kematian.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Khamelia menilai remaja pada saat ini menjadi sulit untuk dipahami. Hal tersebut disebabkan adanya area otak yang mengalami maturasi lebih cepat dibandingkan area lainnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
UGM Kelola Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa Calon Dokter Spesialis
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Otak remaja berkembang dalam keadaan konstan, yang berarti remaja lebih cenderung melakukan perilaku berisiko dan implusif, kurang mempertimbangkan konsekuensi dibanding orang dewasa,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Untuk itu Khamelia mengimbau para orang tua untuk membimbing dan menjadi panutan para remaja dalam membangun kecerdasan emosi dan mengambil pilihan yang lebih sehat. Menurutnya, orang tua atau guru perlu membantu remaja untuk mengevaluasi risiko dan mengantisipasi konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil remaja.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Selain itu juga mengembangkan strategi untuk mengalihkan perhatian dan energi ke aktivitas yang lebih sehat agar kesehatan mental juga terjaga,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Sementara itu, Kepala Pusat Riset (Kapusris) Kesehatan Masyarakat dan Gizi Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wahyu Pudji Nugraheni mengatakan, kecemasan, depresi, dan gangguan mental, menjadi sejumlah contoh bentuk gangguan mental yang rentan diderita anak-anak dan remaja.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Biarkan Anak Ekspresikan Isu Lingkungan Melalui Karya Seni, Ini Manfaatnya

“Perubahan fisik dan hormon, tekanan akademis, serta masalah sosial dan identitas itu, bisa mempengaruhi terhadap gangguan kesehatan mental mereka,” kata Pudji.

Ia mengatakan, secara keseluruhan kondisi mental seseorang dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, sosial, ekonomi, serta kondisi biologisnya.

Selain anak-anak dan remaja, Pudji menyebut ada tujuh kelompok lain yang rentan terserang gangguan mental yakni individu dengan riwayat keluarga yang secara genetik punya gangguan mental, individu dengan penyakit kronis, serta seseorang dengan riwayat trauma dan pelecehan.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi