Kamis, 02/05/2024 - 12:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNETTEKNOLOGI

Indonesia Termasuk Negara Paling tak Sopan di Internet, Ini Penyebabnya

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Penelitian Microsoft mengungkapkan, Indonesia menempati peringkat ke-29 dari 32 negara dalam hal penggunaan ruang digital yang tidak sopan. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyebutkan, hal itu terjadi karena sejumlah faktor, salah satunya penggunaan akun palsu.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Banyak sekali akun-akun yang menggunakan nama samaran, sehingga mereka bukan diri mereka sebenarnya,” kata Budi dalam keterangannya, Senin (6/11/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Kemudian, kata dia, faktor lain adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan ruang digital secara positif. Oleh karena itu, Budi mengimbau masyarakat untuk menggunakan ruang digital secara lebih teduh dan sejuk. “Kita bukan negara digital barbarian,” kata Budi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Budi pun mengingatkan, penggunaan teknologi digital juga harus dijaga agar tidak mengarah ke hal-hal negatif. Contohnya seperti penyebaran ujaran kebencian, fitnah, dan konten negatif lainnya.

ADVERTISEMENTS

“Bagaimana bisa Indonesia yang sudah terkenal sebagai negara yang begitu santun, menjadi kebun binatang penuh sumpah serapah di ranah digital?” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Menkominfo Sebut Satgas Gunakan Tiga Langkah Berantas Judi Online

Budi mengatakan, transformasi digital Indonesia adalah jalan panjang yang menantang. Jika semua pihak bekerja sama, maka transformasi digital menuju Indonesia Maju 2045 dapat diwujudkan.

Dia melihat, salah satu tantangan terbesar dalam transformasi digital Indonesia adalah membangun masyarakat digital yang produktif dan positif. Transformasi digital yang tengah dicanangkan pemerintah sebenarnya dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat.

Manfaat itu, kata Budi, hanya bisa dicapai jika masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital secara produktif. Selain produktif, masyarakat digital juga harus positif.

“Kementerian Kominfo ini kan enabler, fasilitator dan regulator menuju transformasi digital. Prinsip kami harus inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan. Itu penting,” imbuh dia.

Untuk mendorong SDM yang cakap digital, pihaknya juga telah meluncurkan dua program pendidikan dan pelatihan di bidang digital, yaitu Digital Talent Academy (DTA) dan Digital Entrepreneurship Academy (DEA).

Berita Lainnya:
Xiaomi Hadirkan Redmi Note 13 Series Varian Baru

Kedua program itu diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang digital, yang akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

Sementara itu, Executive Director Comsnets Representative ID Ade Melita mengatakan, salah satu kunci untuk mengakselerasi transformasi digital di Indonesia adalah dengan membangun banyak “Silicon Valley” di Indonesia.

“Kita bisa mulai membuat banyak Silicon Valley harusnya karena negara kita kan luas nih, harusnya banyak Silicon Valley. Kita punya potensi itu,” ujar dia. 

Ade mengatakan, pembangunan Silicon Valley di Indonesia harus dimulai dari pendidikan. Untuk itu pemerintah dan swasta perlu bekerja sama untuk membangun pusat-pusat pendidikan teknologi di berbagai daerah di Indonesia.

 

Piala Dunia U-17 Indonesia mulai berlangsung sejak 10 November hingga 2 Desember 2023.
Segera beli dan dapatkan tiket resmi pertandingan Piala Dunia U-17 di Jakarta, Bandung, Solo,
dan Surabaya di laman https://www.tickets-u17worldcup.com/matches

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi