Selasa, 21/05/2024 - 06:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Baru Terungkap, Komet Ternyata Bawa ‘Kehidupan’ untuk Bumi

Sebuah teori menyatakan bahwa prekursor molekuler, yang merupakan bahan penyusun kehidupan, mungkin dibawa ke Bumi melalui komet./ilustrasi

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA— Sebuah teori menyatakan bahwa prekursor molekuler, yang merupakan bahan penyusun kehidupan, mungkin dibawa ke Bumi melalui komet. Para peneliti kini telah menunjukkan bagaimana komet dapat membawa bahan kehidupan dengan cara memantul dari satu planet ke planet lain. 

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Dilansir The Indian Express, Jumat (17/11/2023), jika sebuah komet ingin mengirimkan material organik, ia harus bergerak cukup lambat, sekitar 15 kilometer per detik. Kecepatan itu merupakan kecepatan yang lambat bagi komet. 

Pada kecepatan yang lebih tinggi dari itu, molekul-molekul penyusun tersebut akan pecah seiring dengan suhu dan kecepatan benturan. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society A, para astronom dari University of Cambridge berteori bahwa tempat yang paling mungkin terjadi adalah di sistem “peas in a pod”. 

Berita Lainnya:
Kasus DBD Naik, Warga Yogyakarta Diminta Rutin Berantas Sarang Nyamuk

Dalam sistem planet seperti ini, sekelompok planet mengorbit berdekatan. Di sini, ada kemungkinan komet bisa “dilewati” atau “terpental” dari satu planet ke planet lain. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Hal ini dapat memperlambatnya. Jika pengiriman komet penting bagi asal-usul kehidupan, sistem planet seperti itu bisa menjadi lokasi yang tepat untuk mencari kehidupan. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Selain itu, komet diketahui mengandung sejumlah molekul yang dianggap sebagai bahan penyusun kehidupan. Misi Hayabusa2 Badan Antariksa Jepang mengumpulkan sampel dari asteroid Ryugu pada tahun 2019. 

Berita Lainnya:
BRIN Kaji Upaya Konservasi Bunga Rafflesia di Luar Kawasan Lindung

Analisis sampel menemukan bukti adanya dua zat, yaitu Uracil dan Niacin. Uracil adalah salah satu bahan kimia pembangunan RNA. Niacin, juga dikenal sebagai Vitamin B3 atau asam nikotinat, penting untuk metabolisme. 

ADVERTISEMENTS

Namun, penting untuk ditekankan bahwa para peneliti tidak mengklaim bahwa komet diperlukan untuk asal-usul kehidupan di Bumi atau planet lain mana pun. Sebaliknya, mereka hanya mempelajari bagaimana molekul kompleks seperti hidrogen sianida (HCN) dapat berhasil dibawa oleh komet. 

ADVERTISEMENTS

 

Piala Dunia U-17 Indonesia mulai berlangsung sejak 10 November hingga 2 Desember 2023.
Segera beli dan dapatkan tiket resmi pertandingan Piala Dunia U-17 di Jakarta, Bandung, Solo,
dan Surabaya di laman https://www.tickets-u17worldcup.com/matches

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi