Kamis, 02/05/2024 - 11:29 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Novel Baswedan Soal Jokowi Ngamuk Minta Kasus e-KTP Disetop: Agus Rahardjo Sampai Mau Mundur

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH – Eks penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebut Agus Rahardjo sempat ingin mundur sebagai ketua KPK ketika menangani kasus dugaan korupsi kasus e-KTP.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Pernyataan itu disampaikan Novel ketika ditanyakan soal pengakuan Agus Rahardjo yang pernah diminta Presiden Joko WIdodo atau Jokowi agar kasus yang menjerat eks Ketua DPR Setya Novanto itu dihentikan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Seinget saya malah Pak Agus mau mengundurkan diri itu. Jadi untuk bertahan dalam komitmen perkara SN (Setya Novanto) tetap dijalankan itu Pak Agus pernah mau mengundurkan diri,” ujar Novel kepada wartawan, Jumat, 1 Desember.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Namun, niatan Agus Rahardjo untuk mundur itu tak didengar Novel secara langsung dari mulut Ketua KPK periode 2015-2019 tersebut.

ADVERTISEMENTS

Dikatakan, hal itu didengar dari para pegawai KPK lainnya. Sebab, di momen itu Novel sedang menjalani perawatan medis di Singapura.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Iya ceritanya tentunya saya ngga langsung ya. Karena kan saya sedang di Singapura dan saya pengobatan lama. Jadi cerita itu saya mendengar dari pegawai pegawai KPK lain yang bercerita. Jadi yang lebih tau mestinya yang ada di KPK,” ungkapnya.

Berita Lainnya:
Antusias Dukung Timnas U-23 Lawan Yordania, Presiden: Kita Doakan Semuanya

Bahkan, Novel menegaskan tekanan memang kerap kali datang ketika KPK menangani kasus korupsi yang besar. Tapi, tekanan itu langsung diarahkan kepada pimpinan, bukan penyidik.

“Biasanya kalo ada tekanan itu ke pimpinan. Kalo ke penyidikan kan tentunya ngga langsung ya. Karena penyidik tentunya bekerja ya sesuai dengan porsinya saja,” kata Novel.

Sebelumnya, Agus Rahardjo blak-blakan mengungkap dirinya pernah diamuk Jokowi di Istana Negara, Jakarta. Belakangan diketahui dia diminta untuk menghentikan kasus korupsi pengadaan e-KTP yang menyeret eks Ketua DPR Setya Novanto.

Dalam tayangan YouTube Kompas TV, Agus mengatakan dia tak pernah mengungkap peristiwa ini. Awalnya, Rosiana Silalahi sebagai pembawa acara bertanya ada tidaknya upaya KPK dijadikan alat kekuasaan dan Agus bercerita pernah dipanggil sendirian menghadap Jokowi saat pengusutan kasus korupsi e-KTP dilakukan.

“Waktu kasus e-KTP saya dipanggil sendirian oleh Presiden dan pada waktu itu ditemani oleh Pak Pratikno (Menteri Sekretaris Negara). Saya heran biasanya memanggil berlima ini kok sendirian,” kata Agus dalam tayangan yang dikutip Jumat, 1 Desember.

Kedatangannya ini pun terkesan senyap karena Agus tak lewat depan ruang wartawan. “Tapi lewat pintu dekat masjid kecil,” ujarnya.

Berita Lainnya:
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV 32 Inch Raib

Saat masuk ke dalam ruangan, Agus mendapati Presiden Jokowi sudah mengamuk.

“Presiden sudah marah, menginginkan, karena baru saya masuk beliau sudah teriak ‘hentikan’. Saya heran apa yang dihentikan,” ungkap Agus.

Setelah dia duduk, akhirnya Agus mendapat penjelasan maksud pernyataan Jokowi adalah menghentikan kasus e-KTP yang menyeret nama Setya Novanto yang menjabat sebagai Ketua DPR. Tapi, Agus Rahardjo mengatakan hal ini tak bisa dilakukan karena surat perintah penyidikan (sprindik) sudah dikeluarkan.

“Sprindik itu, karena KPK tidak punya SP3 (Surat Pemberhentian Penyidikan Perkara) tidak mungkin saya hentikan, saya batalkan,” ujarnya.

Agus mengaku dirinya tak peduli dengan amukan Presiden Jokowi. Ia tetap jalan karena ketika UU KPK belum direvisi, lembaga ini tidak berada langsung di bawah kepala negara.

Agus juga bercerita Presiden Jokowi bertanya tentang berkas perkara yang disebutnya sudah dikeluarkan yaitu sprindik.

“Pak Presiden juga bertanya kepada Pak Mensesneg, Pak Pratik, sprindik itu apa toh?” ungkapnya menirukan pernyataan Jokowi.

“Jadi itu kejadiannya yang ada saat itu,” sambungnya.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi