Senin, 06/05/2024 - 19:00 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Indef: Debat Cawapres Belum Beri Solusi Jitu untuk Ekonomi RI

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menilai debat calon wakil presiden (cawapres) yang diselenggarakan pada Jumat (22/12/2023) belum mampu memberikan solusi jitu untuk perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan bonus demografi.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Debat cawapres ternyata belum memberikan suatu solusi yang jitu untuk perekonomian Indonesia, karena pada saat ide-ide dikemukakan oleh pasangan cawapres, itu belum membumi,” kata Esther dalam Diskusi Publik Ekonom Perempuan Indef yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (28/12/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Esther menyoroti visi cawapres yang ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045, termasuk dengan memanfaatkan generasi emas karena adanya bonus demografi. Namun, menurut Esther, visi cawapres tersebut tidak dibekali dengan investasi sumber daya manusia (SDM) yang memadai.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Perluas Pasar, Anjum Hotel Makkah Berikan Reward Bagi Para Agen Travel
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Malah beberapa programnya dikerahkan ke masalah pembangunan ibu kota baru maupun infrastruktur, yang menurut saya itu bukan menjadi program prioritas,” ujar Esther.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Esther berharap capres dan cawapres dapat menyadari bahwa untuk mewujudkan kekuatan ekonomi yang besar bagi Indonesia dibutuhkan investasi SDM, modal yang besar, dan teknologi.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dalam kesempatan terpisah, ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyayangkan perdebatan capres mengenai target pertumbuhan ekonomi yang tidak mendalami upaya penguatan daya beli masyarakat. Padahal, pembentuk produk domestik bruto (PDB) terbesar adalah konsumsi rumah tangga. Namun, ia mengapresiasi cawapres yang membawa pembahasan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) ke panggung debat.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Konflik Iran-Israel Ancam Ketahanan Pangan Nasional

ICOR merupakan rasio antara tambahan modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan keluaran atau output. ICOR yang tinggi menunjukkan bahwa investasi di suatu negara membutuhkan biaya yang besar.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Huda berpendapat memang perlu adanya dorongan ekstra untuk bisa menekan angka ICOR.

“ICOR yang tinggi tadi dibahas dan itu bagus karena ICOR kita menyentuh level 6,7. Perlu dorongan ekstra untuk bisa menekan ICOR ke angka 4-5 poin,” ujar Huda.

 

sumber : antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi