Rabu, 22/05/2024 - 07:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Beda Pendapat Imam Malik dan Imam Syafii Soal Cara Jemput Rezeki,  Kisahnya Menggelitik

JAKARTA – Imam Malik dan Imam Syafii berbeda pendapat soal perkara rezeki. Letak perbedaan pendapat dua ulama tersebut yaitu bagaimana cara seorang hamba menjemput rezeki.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Imam Malik berpendapat, rezeki itu diberikan tanpa sebab, kecuali hanya karena keimanan yang benar kepada Allah SWT. Pendapatnya dilandaskan pada hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab RA, sebagaimana berikut ini:

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

عَنْ أَبِي تَمِيمٍ الْجَيْشَانِيِّ قَالَ سَمِعْتُ عُمَرَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

Diriwayatkan dari Abu Tamim Al Jaisyani, dia mendengar Umar berkata bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah sebenar-benarnya tawakal, niscaya Dia akan memberi rezeki kepada kalian, sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung, yang pergi dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang.” (HR Ibnu Majah, Tirmidzi dan Ahmad)

Berita Lainnya:
Timnas Lolos Semifinal Piala Asia U23, Ini Tuntunan Islam dalam Merayakan Kemenangan

Lain hal dengan Imam Syafii, yang berpendapat:

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

 لولا غدوها ورواحها ما رُزقت. أي أنه لا بد من السعي.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Jika bukan karena pergi dan pulangnya itu, tidak akan mendapat rezeki.” Maksud dari perkataan Imam Syafii yaitu harus ada usaha.

Guru dan murid itu memegang pendapatnya masing-masing. Imam Malik adalah gurunya Imam Syafii. Dikisahkan kembali, Imam Syafii sebagai murid, ingin membuktikan kepada gurunya bahwa pendapatnya benar. Dia pun pergi sembari berpikir.

ADVERTISEMENTS

Kemudian Imam Syafii melihat seorang pria tua yang sedang membawa sekantong kurma muda yang tampak berat untuk dibawanya. 

ADVERTISEMENTS

Lalu Imam Syafii membantu pria tersebut dengan membawakan sekantong kurma itu. Setibanya di rumah pria tersebut, Imam Syafii diberikan oleh pria itu beberapa kurma sebagai imbalan atas bantuan yang telah diberikan.

Di situlah jiwa Imam Syafii meletup-letup, karena dia telah membuktikan perkataannya. Sebab, jika dirinya tidak membawakan sekantong kurma itu, tentu pria tersebut tidak akan memberinya imbalan berupa sejumlah kurma.

Berita Lainnya:
Putri Abu Bakar Tolak Tumpangan Nabi Muhammad SAW demi Jaga Perasaan Suami

Kemudian Imam Syafii bergegas menemui gurunya, Imam Malik, dengan membawa kurma hasil pemberian dari pria yang telah dibantunya. Lalu Imam Syafii menaruh kurma tersebut di tangan Imam Malik, dan mengisahkan apa yang sudah terjadi.

Baca juga: Golongan yang Gemar Membaca Alquran, Tetapi Justru tidak Mendapat Syafaatnya

Setelah itu Imam Malik tersenyum, mengambil kurma, lalu memakannya. Kemudian Imam Malik berkata kepada Imam Syafii:

 وأنت سقت إلى رزقي دون تعب مني!

“Dan kamu membuatku memperoleh rezeki tanpa susah payah.”

Berdasarkan gambaran kisah tersebut, diketahui bahwa dua Imam tersebut memiliki pemahaman yang berbeda terhadap satu hadits yang sama. Hal ini tidak lain kecuali karena begitu luasnya rahmat Allah SWT kepada manusia.

 

Sumber: watan  

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi