Secara biologist Ganoderma tergolong pada kelompok cendawan yang lemah. Serangan pada kelapa sawit menjadi dominan karena terjadi ketidakseimbangan agroekosistem di perkebunan kelapa sawit dan tidak adanya cendawan kompetitor dalam tanah, akibat menurunnya unsur hara organik dalam tanah dan aplikasi herbisida yang tidak bijaksana.
Namun, bukan berarti ganoderma tidak bisa dicegah. Pada prinsipnya, ganoderma tidak akan masuk atau menyerang tanaman jika tanamanan tersebut sehat.
Tony Liwang, Komite Riset BPDPKS menyatakan , BPDPKS sudah membiayai beberapa riset terkait Ganoderma seperti penggunaan drone untuk deteksi dini. Kalau sudah bisa diaplikasikan diharapkan dapat membantu mengurangi serangan Ganoderma. Riset-riset lain seperti deteksi dini, pengendalian dengan mikoriza dan lain-lain. Diharapkan kedepan semakin banyak riset ganoderma yang bisa diaplikasikan. BPDPKS sangat berkepentingan untuk menjaga keberlanjutan sawit Indonesia, termasuk dari ancaman ganoderma.
Karyudi, Dewan Pakar P3PI menyatakan Ganoderma ini sudah lama ada di Indonesia. Sekarang jadi masalah berat sebab bila terlambat dideteksi menyebabkan tanaman sawit mati. Kalau seranganya masif dan meluas produksi kelapa sawit Indonesia dipastikan menurun. Pegendaliannya adalah mengembalikan kondisi tanah seperti pada masa lalu dengan memasukan organisme antagonis seperti mikoriza dan trichoderma. Sekarang yang diperlukan adalah pengendalian yang tepat sesuai kondisi setempat sebab beda daerah akan berdeda pengendaliannya. Setelah ini yang penting tindak lanjutnya yaitu bagaimana masing-masing peserta menindaklanjuti di lapangan.
Sumber: Republika