Selasa, 30/04/2024 - 20:18 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Tulang dari Gua Jerman Tunjukkan Manusia Berkelana ke Garis Lintang Tinggi di Eropa

ADVERTISEMENTS

Ilustrasi fosil. Fragmen-fragmen tulang yang digali di sebuah gua di Jerman tengah menunjukkan bahwa spesies kita berkelana ke garis lintang tinggi yang dingin di Eropa lebih dari 45.000 tahun lalu.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Fragmen-fragmen tulang yang digali di sebuah gua di Jerman tengah menunjukkan bahwa spesies kita berkelana ke garis lintang tinggi yang dingin di Eropa lebih dari 45.000 tahun yang lalu dalam sebuah temuan yang menulis ulang sejarah awal Homo sapiens di benua yang saat itu masih dihuni oleh sepupu kita, para Neanderthal. Itu jauh lebih awal dari yang diketahui sebelumnya. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dilansir Reuters, Jumat (2/2/2024), para ilmuwan mengatakan pada Rabu (31/1/2024) bahwa mereka mengidentifikasi melalui DNA kuno 13 sisa kerangka Homo sapiens di gua Ilsenhöhle, yang terletak di bawah kastil puncak bukit abad pertengahan di kota Ranis, Jerman. Tulang-tulang itu diperkirakan berumur hingga 47.500 tahun. Hingga saat ini, sisa-sisa Homo sapiens tertua di Eropa tengah bagian utara dan barat laut berusia sekitar 40.000 tahun.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Hannover Messe 2024 Dinilai Berdampak Positif ke Indonesia
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Fragmen-fragmen ini ditentukan secara langsung oleh radiokarbon dan menghasilkan DNA Homo sapiens yang terawetkan dengan baik,” kata ahli paleoantropologi dan pemimpin penelitian Jean-Jacques Hublin dari Collège de France di Paris.

ADVERTISEMENTS

Homo sapiens muncul di Afrika lebih dari 300.000 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke seluruh dunia dan bertemu dengan populasi manusia lainnya, termasuk para Neanderthal. Catatan fosil yang tidak jelas masih menyisakan ketidakjelasan mengenai bagaimana Homo sapiens menyebar ke seluruh Eropa dan apa peran spesies kita dalam kepunahan para Neanderthal, yang menghilang sekitar 40.000 tahun yang lalu. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Penelitian tersebut, yang dipresentasikan dalam tiga studi yang dipublikasikan di jurnal Nature and Nature Ecology & Evolution, menunjukkan bahwa dulu wilayah tersebut lebih dingin dibandingkan sekarang menggambarkan bagaimana Homo sapiens, meskipun berasal dari Afrika yang lebih hangat, beradaptasi dengan relatif cepat terhadap kondisi yang sangat dingin. Wilayah yang dimaksud adalah kondisi stepa-tundra yang dingin mirip dengan Siberia atau Skandinavia saat ini. 

Berita Lainnya:
Arkeolog Temukan Kuburan Kereta Kuno di Lokasi Pembangunan Pabrik Intel di Jerman 

Para peneliti menyimpulkan bahwa sekelompok kecil pemburu-pengumpul yang berpindah-pindah menggunakan gua tersebut secara sporadis saat mereka menjelajahi lanskap yang dipenuhi para Mamalia Zaman Es, dan pada waktu lain gua tersebut ditempati oleh hyena-hyena gua dan beruang-beruang gua. 

“Situs di Ranis ditempati selama beberapa kunjungan jangka pendek, dan bukan sebagai lokasi perkemahan besar,” kata arkeolog Marcel Weiss dari Friedrich-Alexander-Universität Erlangen-Nürnberg di Jerman, salah satu pemimpin penelitian.

Artefak tulang dan batu dari gua menunjukkan….

 

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi