Rabu, 01/05/2024 - 12:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Erdogan: Israel Harus Segera Akui Negara Palestina

ADVERTISEMENTS

People walk near a destroyed house following an Israeli air strike in Deir Al Balah town, southern Gaza Strip, 12 February 2024. According to the Palestinian Health Ministry, more than 60 people have been killed and over 230 others have been injured in the airstrikes carried out by the Israeli military. According to a statement released by the Israeli Defense Forces (IDF), two Israeli hostages were rescued during an overnight operation in Rafah. More than 28,300 Palestinians and over 1,300 Israelis have been killed, according to the Palestinian Health Ministry and the Israel Defense Forces (IDF), since Hamas militants launched an attack against Israel from the Gaza Strip on 07 October 2023, and the Israeli operations in Gaza and the West Bank which followed it.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 DUBAI — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Israel harus segera mengakui negara merdeka Palestina dan menghentikan perangnya di Gaza. Hal ini disampaikan setelah serangan udara Israel ke Rafah, tempat pengungsian terakhir warga Gaza menewaskan 67 orang.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Kanselir Jerman Minta Israel tidak Lakukan Serangan Balasan ke Iran
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Sebelum kawasan dipapar ancaman yang lebih keras, kami harus menghentikan pembantaian di Gaza sekarang,” kata Erdogan di Pertemuan Pemerintah Dunia (WGS) di Uni Emirat Arab, seperti dikutip dari Aljazirah, Rabu (14/2/2024).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Ia mengkritik pemukim Israel yang mengambil tanah rakyat Palestina di Tepi Barat. Sementara beberapa pihak dalam pemerintahan garis keras Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyerukan pembangunan pemukiman di wilayah tersebut.  

ADVERTISEMENTS

“Sumber krisis saat ini adalah keberlanjutan pemukiman di tanah Palestina. Jika Israel menginginkan perdamaian permanen di wilayah tersebut, visi terkait pemukiman harus dihentikan untuk selamanya. Negara Palestina yang bebas dan merdeka harus diakui dalam batas-batas tahun 1967,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Ia mengatakan Turki “hidup di tengah lingkar api” di kawasan. Ia juga menyerukan agar negara-negara yang menangguhkan pendanaannya ke lembaga bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) kembali menyalurkan dananya.

Berita Lainnya:
Brutalnya Serangan Israel di Tepi Barat

Beberapa negara menangguhkan donasi ke UNRWA setelah Israel menuduh sejumlah pegawai lembaga PBB itu terlibat dalam serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu.

“Kami berada di tengah-tengah genosida (di Gaza),” kata aktivis dan mantan anggota Komite Organisasi Pembebasan Palestina Hanan Ashrawi.

“Israel sangat bersikeras untuk meningkatkannya, setelah memperlakukan orang-orang Palestina seperti kawanan ternak di mana mereka memindahkan mereka dari satu tempat ke tempat lain untuk melakukan rekayasa demografi sekarang mereka menghancurkan tempat perlindungan terakhir yang mereka miliki,” katanya.

“Semua orang tahu tidak ada batasan untuk kebobrokan Israel, untuk kehausan darah Israel, untuk penggunaan pembantaian untuk mencapai tujuan yang tidak kita ketahui, karena mereka tidak tahu apa tujuannya. Mereka tidak dapat menghancurkan Hama jadi dengan cara tertentu, ini adalah sebuah kesengajaan untuk menimbulkan rasa sakit, kematian dan kehancuran tanpa pertanggungjawaban,” tambannya..

“Tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan bukan hanya warga Palestina di Gaza, tetapi juga seluruh Palestina,” pungkasnya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi