Rabu, 01/05/2024 - 12:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Harga Beras Terus Naik, BI Was-Was

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH – Kenaikan inflasi harga pangan yang tidak stabil atau volatile food, khususnya yang disebabkan oleh harga beras yang terus meningkat, membuat Bank Indonesia (BI) was-was.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Deputi Gubernur BI, Juda Agung, menyatakan bahwa BI sebenarnya nyaman dengan angka inflasi umum per Januari 2024 yang berada di kisaran 2,57 persen, termasuk angka inflasi inti yang sekitar 1,68 persen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Namun, inflasi volatile food yang justru meningkat mencapai 7,22 persen pada Januari 2024, atau naik dari posisi Desember 2023 yang sebesar 6,73 persen telah membuat mereka sedikit khawatir.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pasalnya, kenaikan tersebut dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas beras yang terus melonjak secara signifikan.

ADVERTISEMENTS

“Core inflation kami sudah nyaman, tapi volatile food kita harus waspadai bersama, terutama beras,” kata Juda Agung dalam acara Economic Outlook 2024 CNBC Indonesia, Kamis (29/2).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Bupati Muaro Jambi Sambangi Rumah Warga Miskin Saat Malam Takbiran

Selain permasalahan harga beras yang mengkhawatirkan dan terus mempengaruhi inflasi volatile food, Juda juga mencatat bahwa komoditas lain seperti cabai dan bawang juga perlu mendapat perhatian terhadap pergerakan harga saat ini.

“Yang musiman memang cabai dan bawang, tapi yang terutama beras karena memberi dampak signifikan ke daya beli masyarakat,” sambungnya.

Menanggapi masalah tersebut, Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, telah mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir mengenai kenaikan harga beras dan stok beras yang belakangan ini menjadi kontroversi di dalam negeri.

Bayu menjelaskan bahwa kenaikan harga beras terkadang terjadi, kemudian kembali normal sebagai siklus tahunan yang dapat diamati, seperti yang terjadi pertengahan tahun lalu. Hanya saja, tahun ini panen agak mundur karena faktor alam, seperti Badai El Nino.

Berita Lainnya:
3 Warga Meninggal Akibat Banjir Lahar Dingin Semeru

“Memang faktor alam tidak bisa kita hindari. Badai El Nino yang melanda mempengaruhi produksi dan sempat mengakibatkan gagal panen di beberapa wilayah,” jelas Bayu dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (1/3).

Meski demikian, Bayu mengklaim bahwa harga saat ini mulai stabil dan normal kembali karena pasokan beras dari Pasar Induk Johar Karawang sudah mulai masuk dari Jawa Tengah yang sedang panen raya.

“Masyarakat tak perlu khawatir kini harga mulai normal dan stabil. Harga beras premium yang sebelumnya sempat mencapai Rp17 ribu, saat ini secara bertahap turun kembali ke kisaran Rp14 ribu. Begitu juga dengan beras medium, harga mulai stabil,” tuturnya.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi