Selasa, 30/04/2024 - 08:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Pola Makan Sebelum Donor Darah Berpotensi Reaksi Alergi pada Penerima

ADVERTISEMENTS

Darah hasil dari donor darah (ilustrasi). Sebuah penelitian menemukan hubungan menarik antara pola makan pendonor sebelum donor darah dan reaksi alergi transfusi (ATR) pada penerima.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Sebuah penelitian menemukan hubungan menarik antara pola makan pendonor sebelum donor darah dan reaksi alergi transfusi (ATR) pada penerima, khususnya di kalangan anak-anak. Ditulis laman Medical Daily, Kamis (14/3/2024) hingga 2 persen transfusi dapat menyebabkan reaksi alergi transfusi (ATR) yang berpotensi mengancam jiwa menurut penelitian di jurnal Allergy.

ADVERTISEMENTS

Reaksi-reaksi yang merupakan respon hipersensitivitas terhadap produk darah, terutama trombosit dan plasma, memiliki mekanisme pasti yang belum diketahui. “Dalam penelitian kami sebelumnya, kami menemukan bahwa pasien anak-anak dengan alergi makanan secara karakteristik lebih rentan terhadap ATR. Mengingat alergi makanan juga lebih umum terjadi pada anak-anak, kami memutuskan untuk menyelidiki apakah makanan yang dimakan donor sebelum mendonorkan darah dapat dikaitkan dengan penyakit tersebut,” kata dr Ryu Yanagisawa dari Rumah Sakit Universitas Shinshu, Jepang, yang memimpin penelitian tersebut.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
4 Gejala Khas Rinitis Alergi Anak yang Perlu Diketahui Orang Tua

 

Selama penelitian yang dilakukan antara Mei 2022 dan Desember 2023, para peneliti mengumpulkan sampel darah dari lebih dari 100 anak yang diketahui alergi terhadap telur, gandum, atau susu. Mereka juga mengambil darah dari dua donor sehat sebelum dan sesudah makan makanan ini dalam jumlah besar dan mengekstrak serumnya.

Setelah mengumpulkan darah dari setiap pasien alergi, para peneliti melakukan tes aktivasi basofil (BAT) untuk mengevaluasi aktivasi basofil, sejenis sel darah putih yang terlibat dalam reaksi alergi. Ini dilakukan dengan memaparkan sampel ke serum yang sesuai. Hasil BATs menunjukkan bahwa pada pasien yang alergi telur, kadar basofilnya meningkat ketika darahnya terkena serum dari donor yang telah mengonsumsi telur.

Berita Lainnya:
Tips Aman Konsumsi Daging Saat Idul Fitri

Para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa jika pasien memiliki alergi makanan, alergen dalam makanan yang dikonsumsi donor sebelum donor darah dapat berkontribusi pada perkembangan ATR. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil dengan lebih pasti, para peneliti berharap penelitian mereka saat ini akan menjadi langkah penting pertama dalam memahami mekanisme yang mendasari ATR.

“Di masa depan, kita bisa memprediksi terlebih dahulu siapa yang mungkin menderita ATR. Dengan waktu yang cukup, langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan ATR dapat dikembangkan, sehingga mengarah pada transfusi darah yang lebih aman,” kata dr Yanagisawa.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi