Rabu, 01/05/2024 - 23:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Uji Coba Empat Hari Kerja di Jerman untuk Tekan Krisis Ketenagakerjaan

ADVERTISEMENTS

BERLIN — Jerman baru-baru ini meluncurkan uji coba empat hari kerja dalam seminggu selama enam bulan yang akan membuat karyawan 45 perusahaan di seluruh negara itu bekerja sehari lebih sedikit dalam sepekan dengan gaji yang sama. Inisiatif tersebut dipimpin oleh konsultan sumber daya Intraprenor yang bermarkas di Berlin, bersama dengan kolaborasi organisasi nirlaba 4 Day Week Global (4DWG).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Jan Buhren dari Intraprenor mengatakan kepada Kantor Berita Anadolu, krisis ekonomi di Jerman menyebabkan perubahan di pasar tenaga kerja sehingga perlu dilakukannya eksperimen empat hari kerja dalam sepekan. “Kami melihat perubahan di pasar tenaga kerja, perubahan permintaan tenaga kerja, kami melihat semacam krisis ekonomi di mana-mana, terutama di Jerman dan Eropa, dan hal ini memerlukan cara berpikir baru dalam bekerja,” kata Buhren.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Selama setahun terakhir, Jerman telah menyaksikan serentetan pemogokan pekerja sektor publik di seluruh negeri yang menuntut upah lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik. Mereka yang mendukung pekan kerja yang lebih pendek berharap bahwa bekerja empat  hari dalam sepekan akan membuat pekerja lebih bahagia dan produktif pada saat Jerman sedang berkutat dengan pertumbuhan produktivitas yang lebih lambat dan kekurangan tenaga kerja.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Buhren menambahkan, “Kami telah melihat bahwa mereka (staf) menjadi sangat kreatif dan menemukan cara untuk melenturkan cara bekerja dan waktu yang mereka habiskan untuk bekerja sehingga kerja empat hari bukan sembarangan kerja empat hari. Ada sekitar 12 mode berbeda yang yang telah kami lihat sejauh ini.”

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Tim Kampanye Biden Tuduh Trump Percikkan Kekerasan Politik 

Produktivitas menjadi pertanyaan besar dari eksperimen tersebut setelah mencapai angka tertinggi sepanjang masa yaitu sebesar 105,20 poin pada November 2017, produktivitas Jerman terus menurun, menurut data dari Deutsche Bundesbank, meskipun produktivitas itu masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara besar lainnya di Eropa.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Menurut para pendukung sistem ini, mengurangi satu hari kerja dalam sepekan akan meningkatkan kesejahteraan dan motivasi pekerja sehingga membuat mereka lebih produktif. Buhren menambahkan, lonjakan motivasi tersebut juga terlihat di industri yang mengalami kekurangan tenaga terampil atau staf.

“Industri sudah mengalami kekurangan pekerja, hampir menjadi paradoks untuk mengatakan, apakah Anda ingin bekerja lebih sedikit?” kata Buhren. “Jadi, meskipun perusahaan-perusahaan ini menawarkan cara baru dalam mengerahkan tenaga kerja mereka, hal ini sebenarnya berfungsi sebagai insentif, sebagai branding perusahaan. Di sinilah perusahaan meningkatkan nilai merek mereka dan oleh karena itu melihat peningkatan 300 persen dalam lamaran kerja yang dikirimkan kepada mereka.”

Bekerja dengan jam kerja yang lebih sedikit per pekan juga meyakinkan mereka yang tidak bersedia bekerja sepekan penuh untuk memasuki dunia kerja, sehingga membantu mengurangi kekurangan tenaga kerja yang saat ini melanda Jerman. Pada November lalu, Kamar Dagang dan Industri DIHK menyatakan bahwa separuh perusahaan Jerman kesulitan mengisi lowongan kerja.

Berita Lainnya:
Polandia Bantu Pulangkan Warga Ukraina untuk Wajib Militer

Ribuan pekerjaan yang tidak terisi menyebabkan kerugian lebih dari 90 miliar euro atau sekitar 1.500 triliun rupiah pada perekonomian Jerman dalam satu tahun terakhir. Meskipun tidak jelas apakah pekan kerja yang lebih singkat akan menyelesaikan masalah itu, orang-orang Jerman tampak bersemangat untuk mencobanya.

Survei Forsa menemukan, 71 persen orang yang bekerja di Jerman ingin mempunyai pilihan untuk bekerja empat hari sepekan. Lebih dari tiga perempat dari mereka yang disurvei mengatakan mereka mendukung pemerintah untuk mengeksplorasi potensi penerapan empat hari sepekan. 

Di kalangan pengusaha, lebih dari dua dari tiga perusahaan mendukung hal tersebut. Bagi Tia Robinson, CEO sekolah bahasa Expath yang berbasis di Berlin, keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi adalah alasan untuk memperpendek jam kerja dari lima hari menjadi empat hari.

“COO (chief operating officer) dan saya punya keinginan kami sendiri, juga bagi para pekerja. Kami ingin menyeimbangkan hidup kami dengan lebih baik, sang COO ingin menulis buku dengan empat hari sepekanmereka,” kata Robinson.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi