Rabu, 01/05/2024 - 14:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Masyarakat Punya Peran Besar untuk Penanganan Masalah Iklim dan Lingkungan

ADVERTISEMENTS

JAKARTA – – Koaksi Indonesia bersama Humanis dan beberapa Koalisi menggelar diskusi forum masyarakat sipil menyambut peluncuran film “Climate Witness” bertajuk Ekspresi Aksi Iklim Bersama Masyarakat Urban di Jakarta, Selasa (26/3/2024).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Verena Puspawardani, Direktur Program Koaksi Indonesia, menjelaskan Koaksi Indonesia sudah dua kali memproduksi film “Climate Witness”, keduanya mengisahkan aksi iklim lokal di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Proses pembuatan film ini menurut Verena, Humanis bertindak sebagai produser eksekutif, sementara Koaksi Indonesia sebagai produser pelaksana. Film ini juga didukung oleh Koalisi Sipil, Koalisi Adaptasi, Koalisi Kopi, serta Koalisi Pangan Baik.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Tahun lalu, film ini diputar di 40 titik seluruh Indonesia, “Climate Witness” berbasis aksi iklim lokal, yang akhirnya menjadi pemantik untuk kampanye bersama,” jelas Verena.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Acara yang digelar di bilangan Semanggi ini turut mengundang empat narasumber di antaranya Vera Nofita, Ketua Bank Sampah Gunung Emas; Muhammad Maulana Malikul Ikram, Direktur Riset dan Pengembangan PT Biops Agrotekno Indonesia; Syifa Fauziyyah, Sustainability Manager Teens Go Green Indonesia; serta Ridwan Arif, Koordinator Program VCA Koalisi Sipil, Koaksi Indonesia.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Membuka diskusi, Ridwan Arif menjelaskan Program VCA (Voices for just Climate Action) terdapat di 7 negara, yaitu Bolivia, Paraguai, Brazil, Tunisia, Kenya, Zambia, serta Indonesia, dan Koaksi Indonesia tergabung dalam aliansi ini dengan diketuai oleh Yayasan Humanis.

Berita Lainnya:
Mengapa di Indonesia Tidak Bisa Melihat Gerhana Matahari Total dan Ledakan di Matahari? 

Ridwan menjelaskan VCA memiliki beberapa program berupa pengembangan kapasitas, membangun narasi bersama, dan memperkuat masyarakat sipil untuk memengaruhi kebijakan.

Ridwan menyampaikan film “Climate Witness” akan disebarluaskan tidak hanya di NTT, tetapi di wilayah-wilayah lain di Indonesia.

“Harapannya kisah-kisah ini dapat membangkitkan semangat nasional dari tingkat tapak. Film ini jadi pemantik semangat wilayah lain di Indonesia, kita kemas untuk bahan advokasi kebijakan terkait iklim di tingkat lokal dan nasional,” ujar Ridwan.

Ridwan mengatakan masyarakat mempunyai peran besar terkait permasalahan iklim dan lingkungan, sebab setiap orang memiliki ekosistemnya sendiri yang harus dirawat. Urban dan rural berbeda, dampaknya pun berbeda-beda.

Melengkapi semangat aksi iklim di NTT, Vera Nofita mengisahkan perjalanan Bank Sampah Gunung Emas, peraih penghargaan bank sampah terbaik nasional 2023 dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.

Vera Nofita mengatakan Bank Sampah Gunung Emas sejak 2014 melakukan aksi iklim dengan mengedukasi masyarakat khususnya ibu rumah tangga untuk peduli lingkungan dengan memilah sampah.

Menurut Vera, pendekatan yang dilakukan mulai dari memberdayakan ibu rumah tangga di lingkup RT, RW, sekolah, mahasiswa, hingga tokoh masyarakat.

Berita Lainnya:
Perubahan Iklim Picu Penyakit Menular dan tidak Menular, Ini Penjelasan Menkes

“Awalnya, saya mengajak para perempuan, ibu rumah tangga, tidak bekerja, namun tetap bisa produktif dengan menghasilkan uang dari sampah. Sebagian besar golongan berpenghasilan Rp50 ribu per minggu, saya dorong mereka untuk bisa menabung, menabung sampah,” ujar Vera.

Vera memaparkan tujuan aksinya adalah membuka pola pikir khususnya para perempuan, menurutnya untuk mengatur hidup maka kelolalah sampah.

“Penghasilan mitra bank sampah ada yang mencapai Rp2 juta per bulan, mengenai aturan, pemerintah sudah hadir melalui beberapa kebijakan, peraturan tersebut bahkan spesifik mengatur pengelolaan dan pemilahan sampah rumah tangga,” kata Vera.

 

Mendekati waktu berbuka puasa, acara semakin hangat dengan kehadiran Syifa Fauziyyah yang membagikan semangat anak muda dalam aksi iklim yang dilakukan Teens Go Green Indonesia.

Syifa menyampaikan, organisasi anak muda yang berdiri pada 2007 ini awalnya diinisiasi oleh beberapa pihak, NGO dan pemerintah, bersama anak-anak SMA. 

“Anak-anak muda ini awalnya diajak untuk mengenal alam, baru masuk ke masalah-masalah terkait lingkungan, kita belajar untuk mencari solusi baru melakukan aksi langsung,” kata Syifa.

Kemudian, Syifa mengatakan untuk Jakarta saja, tiap wilayah punya permasalahan masing-masing, dia memberi contoh Jakarta Utara berpotensi mengalami banjir rob, di Jakarta Timur masalahnya berbeda lagi. 

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi