Selasa, 30/04/2024 - 11:22 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIENERGI

Pupuk Indonesia Ungkap Kekurangan Pasokan Gas untuk Operasional

ADVERTISEMENTS

Suasana pabrik Pupuk NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (10/2/2023).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — PT Pupuk Indonesia (Persero) pada tahun ini membutuhkan pasokan gas sebesar 853 MMSCFD untuk operasional produksi pupuk. Namun hingga Maret tahun ini, realisasi kontrak pasokan gas baru mencapai 787 MMSCFD.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi menjelaskan kebutuhan gas sangat penting dalam menentukan produktivitas pupuk. Sebab, gas merupakan komponen utama dalam memproduksi urea dan NPK. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Akibat Erupsi Gunung Ruang, Maskapai Grup Lion Air di Bandara Ternate Belum Beroperasi
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Komponen gas pada produksi urea mencapai 71 persen sedangkan NPK 5 persen. Maka ketersediaan gas dan akses harga gas yang murah menjadi pendukung utama untuk produktivitas pertanian kita,” kata Rahmat di Komisi VII DPR RI, Rabu (3/4/2024).

ADVERTISEMENTS

Rahmat memerinci, pada tahun ini dari lima pabrik pupuk yang ada, masih ada 3 pabrik pupuk milik Pupuk Indonesia Grup yang belum mendapatkan alokasi gas sesuai kebutuhan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Pupuk Iskandar Muda (PIM) pada tahun ini membutuhkan gas sebesar 54 MMSCFD. Namun, realisasinya masih 46 MMSCFD. Sedangkan Pupuk Sriwijaya membutuhkan alokasi gas 186 MMSCFD namun realisasi pasokan baru 163 MMSCFD.

Berita Lainnya:
Pupuk Indonesia Tegaskan Proses Distribusi yang Lebih Adil dan Transparan

“Sedangkan di Pupuk Kujang membutuhkan 101 MMSCFD, namun realisasinya masih 98 MMSCFD,” kata Rahmat.

Kata Rahmat, untuk mengantisipasi kebutuhan gas, Pupuk Indonesia harus mengadakan gas komersil dalam bentuk LNG dengan harga komersil 12,6 dolar AS per MMBTU. “Dampaknya jadi temuan BPK karena seharusnya kita tidak bisa memakai gas di luar harga HGBT, tetapi karena kami harus menutup kekurangan gas, maka kami harus ambil LNG,” kata Rahmat.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi