Selasa, 30/04/2024 - 12:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Indahnya Bunga Tulip Ternyata Bukan Asli Belanda, Tetapi dari Negara Islam Ini?

ADVERTISEMENTS

JAKARTA— Begitu terlintas di benak tentang tulip, orang akan terbayang dengan Belanda.  

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Taman seluas 32 hektare yang berada di Kota Lisse itu selalu menjadi tujuan wisata musim semi paling favorit di Negeri Kincir Angin.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Sambil mengendarai sepeda, para wisatawan juga dapat melintasi taman-taman tulip lainnya di Westland dan Aalsmeer—dua kota yang terletak di wilayah barat Belanda. Saking akrabnya masyarakat setempat dengan tumbuhan yang satu ini, sampai-sampai Belanda pun dijuluki dengan “Negeri Bunga Tulip”. Tanaman yang satu ini seakan-akan telah menjadi identitas nasional di negara itu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Akan tetapi, mungkin tidak banyak yang tahu bahwa sejarah kehadiran bunga tulip di Belanda sebenarnya memiliki kaitan erat dengan Kesultanan Turki Utsmaniyah. 

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Menurut catatan, tanaman tulip diimpor pertama kali dari Turki ke Negeri Kincir Angin pada abad ke-16 oleh seorang duta besar Kekaisar an Romawi untuk Utsmaniyah, Ogier Ghiselin de Busbecq.

Pada masa itu, Kekaisaran Romawi di bawah pemerintahan Kaisar Ferdi nand I (1558–1564) memang menjalin hubungan diplomatik dengan Utsmaniyah—yang dipimpin oleh Sultan Sulaiman al-Qanuni (1520–1566). 

Berita Lainnya:
Banyak Manfaatnya, Ini 5 Keutamaan dan Keberkahan Sedekah

Saat berada di Turki, De Busbecq merasa takjub tatkala mendapati bungabunga tulip tumbuh bermekaran memenuhi halaman Istana Kesultanan Utsmaniyah di Istanbul.

Dia lantas mengirimkan beberapa sampel tanaman tulip kepada sahabatnya yang juga seorang ahli botani di Leiden, Carolus Clusius.

Selanjutnya, Clusius mencoba membudidayakan tanaman tersebut di Kebun Raya Leiden. Usaha tersebut ternyata berhasil. Dalam waktu relatif singkat, bunga tulip mulai tersebar secara meluas di Eropa, khususnya di Belanda.

Pada awalnya, tulip adalah tumbuhan liar yang berasal dari kawasan Asia Tengah. Bunga ini terutama banyak dijumpai di Pegunungan Hindu Kush di Kazakhstan. 

“Meski demikian, tulip pertama kali dibudidayakan oleh orang-orang Turki Seljuk pada permulaan abad ke-11 di Anatolia,” ungkap Ethem Bukey dalam artikelnya, “The Flowery Journey of Tulips From the Ottoman Empire to Europe”, yang dipublikasikan laman Mvslim.com.

Pada abad ke-12, motif bunga tulip mulai digunakan dalam berbagai karya seni rupa masyarakat Turki, terutama di Kota Konya—yang ketika itu menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Seljuk Rum di Asia Kecil. 

Berita Lainnya:
Dahulukan Menikah atau Ibadah Mendekatkan Diri kepada Allah?

“Fakta ini semakin memperkuat bukti bahwa bunga tulip beserta kebudayaan yang terkait dengannya masuk ke daratan Anatolia lewat tangan orang-orang Turki,” ujar Bukey.

Pascapenaklukan Konstantinopel oleh Kesultanan Turki Utsmaniyah, Sultan Muhammad II al-Fatih (1451–1481) memerintahkan pembangunan sejumlah taman baru di kota itu. 

Taman-taman tersebut lantas ditanami dengan bunga tulip. Sultan Muhammad II sendiri dikenal sebagai pemimpin yang punya kecintaan besar terhadap tumbuh-tumbuhan. Semasa hidupnya, ia sering menyalurkan hobinya berkebun di Taman Istana Topkapi, Istanbul.

Pada masa selanjutnya, Sultan Sulaiman al-Qanuni meneruskan kecintaan kakek buyutnya itu terhadap dunia tanaman. Dia bahkan menjadikan kegiatan penanaman dan penggunaan bunga tulip di Istanbul sebagai satu profesi tersendiri. 

Sejak itu, menanami taman-taman kota dengan tulip telah dianggap sebagai “kewajiban” di seluruh wilayah Kesultanan Turki Utsmaniyah.

 

sumber : Harian Republika

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi