Sabtu, 04/05/2024 - 00:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Penyakit Rusa Zombie Dikhawatirkan Bisa Menular ke Manusia, Gejalanya Seperti Apa?

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Para ilmuwan khawatir ‘penyakit rusa zombie’ bisa menular ke manusia. Kecemasan itu timbul setelah dua pemburu asal Amerika Serikat meninggal dunia tidak lama setelah memakan daging rusa yang terinfeksi penyakit yang juga dikenal dengan nama chronic wasting disease (CWD) atau penyakit pengecilan (wasting) kronis itu.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Sebelum meninggal dunia, pasien menunjukkan gejala neurologis serupa yang terlihat pada hewan, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa CWD dapat menular dari rusa ke manusia. Penyakit ini menyerang otak dan sistem saraf, menyebabkan hewan mengeluarkan air liur, lesu, dan kurus kering.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dikutip dari lamanThe Sun, Selasa (23/4/2024), CWD mendapat julukan ‘penyakit rusa zombie’ karena rusa yang terinfeksi akan memiliki tatapan kosong. Beberapa ahli khawatir penyakit ini bisa menular ke manusia dengan cara yang mirip dengan penyakit sapi gila di tahun 1990-an.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Para ilmuwan di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di San Antonio telah meneliti kematian para pemburu yang terjadi pada 2022. Temuan mereka menunjukkan bukti kuat bahwa penyakit tersebut mungkin berpotensi menyebar dari hewan ke manusia.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Hewan Peliharaan Bisa Tularkan Bakteri Kebal Antibiotik, Lakukan Ini Kalau Kucing Sakit

Salah satu pasien adalah pria berusia 72 tahun. Dia mengalami kebingungan, agresi yang cepat, serta kejang, lantas meninggal dalam waktu satu bulan meskipun telah mendapat perawatan. Setelah kematiannya, dia didiagnosis mengidap penyakit sporadis Creutzfeldt-Jakob (CJD), suatu kondisi pengecilan otak. Penyakit sapi gila adalah bentuk lain dari CJD.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Riwayat pasien, termasuk kasus serupa di kelompok sosialnya, menunjukkan kemungkinan penularan CWD dari hewan ke manusia,” kata peneliti dalam laporan kasus yang diterbitkan bulan ini di jurnal Neurology.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Teman si pemburu juga meninggal dunia karena penyakit yang sama, namun studi tidak memberikan banyak rincian tentang kondisinya. Rincian tentang tempat tinggal atau informasi perburuan para pria tersebut juga tidak dibahas dalam penelitian.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

CWD merupakan penyakit prion yang tidak dapat disembuhkan yang menyerang berbagai jenis rusa. Penyakit prion adalah keluarga penyakit neurodegeneratif langka namun agresif yang menyerang hewan dan manusia (CJD adalah penyakit prion manusia).

Berita Lainnya:
Mitoni, Wujud Kearifan Lokal untuk Perangi Stunting

Istilah ‘prion’ merujuk pada sejenis protein yang dapat memicu protein normal di otak terlipat secara tidak normal. Pelipatan protein prion yang tidak normal dapat menyebabkan kerusakan otak, cacat parah, perubahan kepribadian, kesulitan bergerak, serta gejala lain.

Para ilmuwan masih belum mengetahui banyak tentang penyakit prion, namun penyakit ini cenderung berakibat fatal. Sejauh ini, CWD pada rusa telah terdeteksi di 32 negara bagian AS, serta tiga provinsi di Kanada, Korea Selatan, Finlandia, Norwegia, dan Swedia.

Diperlukan waktu lebih dari satu tahun bagi hewan yang terinfeksi untuk menunjukkan gejala, dan satwa bisa mati sebelum mulai mengeluarkan air liur atau memiliki tatapan kosong. Belum ada pengobatan atau vaksin yang efektif untuk mengatasi penyakit ini.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi