Rabu, 22/05/2024 - 01:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Setahun Setelah Taliban Berkuasa, Warga Afghanistan Masih Bersembunyi

Taliban mengincar orang-orang yang berhubungan dengan AS dengan sistem digital.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 KABUL — Satu tahun setelah Taliban menguasai Afghanistan, sebagian besar mantan staf yang pernah bekerja di kantor maupun lembaga pemerintahan sebelumnya yang didukung Amerika Serikat (AS), masih bersembunyi. Mereka takut ditangkap dan dibunuh oleh Taliban.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Tahun lalu seorang warga Afghanistan, Sadaf sedang bekerja di kantor jaksa agung di pinggiran kota Kabul ketika saudara perempuannya menelepon dan memberikan kabar bahwa Taliban telah memasuki ibu kota Afghanistan. Saudara perempuan Sadaf memintanya untuk segera pulang.


“Tutup wajahmu! Dan jangan beri tahu siapa pun di mana kamu bekerja,” kata saudara perempuan Sadaf dengan suara bergetar ketakutan.


Sadaf tidak mengetahuinya saat itu. Tetapi Sadaf menyadari, kembalinya Taliban adalah awal dari pengasingan di negaranya sendiri. Ketika mendapatkan kabar bahwa Taliban telah mengambil alih Kabul, Sadaf menyambar tasnya dan bergegas keluar dari kantor. Dia menarik menutupi wajahnya dengan jilbab dan menyelipkan ID kantornya ke dalam sepatunya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Bantah Genosida, Israel Bersumpah akan Mengintensifkan Serangan di Rafah


Sadaf mengatakan, ketika itu jalan-jalan macet dan orang-orang berlarian ke segala arah untuk melarikan diri. Saat itu, Sadaf pulang dengan berjalan kaki. Sekitar setengah jalan pulang, dia menumpang sebuah kendaraan dan tiba di rumahnya dua jam kemudian.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Setibanya di rumah, Sadaf dengan cepat memeluk ketiga anaknya, lalu bersembunyi di kamar tidur. Dia mengumpulkan semua dokumen identitasnya dan dokumen apa pun yang berhubungan dengan pekerjaannya. Dia kemudian membakar semua dokumen itu di wastafel kamar mandi.

Berita Lainnya:
Din Syamsudin Ambruk Usai Orasi Aksi Sidang Putusan Pilpres di MK


“Saya sangat takut,” kata Sadaf, yang telah bekerja di kantor pemerintah selama lebih dari 25 tahun.

ADVERTISEMENTS


Sadaf meminta agar nama belakangnya tidak digunakan, karena alasan keamanan. Taliban sebelumnya telah mengebom kendaraan yang ditumpangi  Sadaf. Ketika itu, Sadaf terluka dan kehilangan beberapa rekannya.

ADVERTISEMENTS


“Saya tidak ingin apa pun jatuh ke tangan Taliban,” kata Sadaf melalui pesan teks dari lokasi yang dirahasiakan di Afghanistan.


Seminggu setelah Taliban mengambil alih Afghanistan, beberapa pria mengetuk pintu rumah Sadaf. Sekelompok pria itu menggeledah rumah Sadaf selama berjam-jam. Mereka mengetahui bahwa Sadaf adalah staf di kantor kejaksaan. Setelah menggeledah, sekelompok pria itu mengatakan bahwa mereka akan terus mengawasi Sadaf dan keluarganya.


 


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi