Rabu, 22/05/2024 - 08:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Kapal Gandum dari Ukraina Tiba di Djibouti

Kapal induk yang membawa 23.000 ton biji-bijian, berlabuh setelah 2 pekan berlayar.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 DJIBOUTI — Sebuah kapal sewaan PBB yang memuat ribuan ton gandum dari Ukraina tiba di Djibouti pada Selasa (30/8/2022). Kapal ini bertujuan menyalurkan gandum untuk mengatasi risiko kelaparan di Tanduk Afrika.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Kapal induk Brave Commander, yang membawa 23.000 ton biji-bijian, telah berlabuh di Djibouti. Kapal tersebut tiba di Djibouti dua minggu setelah meninggalkan pelabuhan Laut Hitam di Ukraina.


Ukraina adalah salah satu pengekspor biji-bijian terbesar di dunia. Ukraina terpaksa menghentikan hampir ekspornya setelah invasi Rusia yang berlangsung pada Februari.

Berita Lainnya:
Mengenal Jaksa Karim Khan, Pengejar Keadilan untuk Gaza


Ekspor gandum Ukraina yang melalui Laut Hitam telah dilanjutkan di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh PBB dan Turki pada Juli lalu. Kesepakatan tersebut mencabut blokade Rusia terhadap pelabuhan Ukraina dan menetapkan persyaratan untuk pengiriman jutaan ton gandum dan biji-bijian lainnya dari silo dan pelabuhan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


World Food Programe (WFP) mengatakan, jumlah orang yang berisiko kelaparan di wilayah Tanduk Afrika telah meningkat menjadi 22 juta. Direktur Eksekutif WFP, David Beasley, mengatakan, wilayah Tanduk Afrika telah dilanda kekeringan sehingga menyebabkan tingkat kelaparan meningkat.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
AS Umumkan Paket Bantuan Militer Senilai Rp 6,42 Triliun untuk Ukraina


“Masih belum ada akhir yang terlihat dari krisis kekeringan ini, jadi kita harus mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa dan menghentikan orang-orang terjatuh ke dalam tingkat bencana kelaparan,” kata Beasley, dilansir Alarabiya.


 Ethiopia, Kenya, dan Somalia sudah mengalami kekeringan terburuk dalam 40 tahun. Organisasi Meteorologi Dunia PBB memperingatkan, situasinya akan semakin buruk dengan gagalnya musim hujan kelima berturut-turut. 

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi