Rabu, 01/05/2024 - 14:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Kapal Gandum dari Ukraina Tiba di Djibouti

ADVERTISEMENTS

Kapal induk yang membawa 23.000 ton biji-bijian, berlabuh setelah 2 pekan berlayar.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 DJIBOUTI — Sebuah kapal sewaan PBB yang memuat ribuan ton gandum dari Ukraina tiba di Djibouti pada Selasa (30/8/2022). Kapal ini bertujuan menyalurkan gandum untuk mengatasi risiko kelaparan di Tanduk Afrika.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Kapal induk Brave Commander, yang membawa 23.000 ton biji-bijian, telah berlabuh di Djibouti. Kapal tersebut tiba di Djibouti dua minggu setelah meninggalkan pelabuhan Laut Hitam di Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Ukraina adalah salah satu pengekspor biji-bijian terbesar di dunia. Ukraina terpaksa menghentikan hampir ekspornya setelah invasi Rusia yang berlangsung pada Februari.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Rusia Gelar Gelombang Serangan Ke Berbagai Kota di Ukraina


Ekspor gandum Ukraina yang melalui Laut Hitam telah dilanjutkan di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh PBB dan Turki pada Juli lalu. Kesepakatan tersebut mencabut blokade Rusia terhadap pelabuhan Ukraina dan menetapkan persyaratan untuk pengiriman jutaan ton gandum dan biji-bijian lainnya dari silo dan pelabuhan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


World Food Programe (WFP) mengatakan, jumlah orang yang berisiko kelaparan di wilayah Tanduk Afrika telah meningkat menjadi 22 juta. Direktur Eksekutif WFP, David Beasley, mengatakan, wilayah Tanduk Afrika telah dilanda kekeringan sehingga menyebabkan tingkat kelaparan meningkat.

Berita Lainnya:
NATO Bantah Rencana Kehadiran Serdadu Tempur Sekutu di Ukraina


“Masih belum ada akhir yang terlihat dari krisis kekeringan ini, jadi kita harus mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa dan menghentikan orang-orang terjatuh ke dalam tingkat bencana kelaparan,” kata Beasley, dilansir Alarabiya.


 Ethiopia, Kenya, dan Somalia sudah mengalami kekeringan terburuk dalam 40 tahun. Organisasi Meteorologi Dunia PBB memperingatkan, situasinya akan semakin buruk dengan gagalnya musim hujan kelima berturut-turut. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi