Senin, 06/05/2024 - 00:54 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AFRIKAINTERNASIONAL

Mali Bebaskan Tiga Wanita dari 49 Tentara Pantai Gading yang Ditahan

ADVERTISEMENTS

Mali tahan sejumlah tentara Pantai Gading sejak 10 Juli 2022

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


BAMAKO— Pemerintah Mali membebaskan tiga wanita dari 49 tentara Pantai Gading yang ditahan pada Sabtu (3/9/2022) waktu setempat. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Penahanan selama tujuh pekan para tentara tersebut telah memicu pertikaian diplomatik antara tetangga Afrika Barat itu.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


TV pemerintah Mali dan Pantai Gading mengatakan tiga wanita dalam kelompok itu telah dibebaskan. Tiga wanita yang dibebaskan diperkirakan akan terbang ke ibu kota komersial Pantai Gading Abidjan melalui Togo pada Sabtu malam. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Iran Lancarkan Serangan, Kirim Drone Kamikaze ke Israel


Media Pantai Gading mengumumkan hal tersebut tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Para tentara ditahan di bandara internasional ibu kota Mali, Bamako pada 10 Juli. Militer Mali mengatakan, mereka terbang tanpa izin dan dianggap sebagai tentara bayaran.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Pemerintahan Pantai Gading berulang kali meminta pembebasan pasukannya. Pihaknya mengatakan, tentara telah dikerahkan sebagai bagian dari kontrak dukungan keamanan dan logistik yang ditandatangani dengan misi penjaga perdamaian PBB di Mali.

Berita Lainnya:
Menlu Blinken Tuduh China mencoba pengaruhi pemilu AS mendatang


Mali sedang berjuang untuk mengendalikan pemberontakan Islam, yang berakar setelah pemberontakan dan kudeta pada 2012. 


Sejak itu pemberontakan menyebar ke negara-negara tetangga yang berimbas pada kematian ribuan orang dan menggusur jutaan orang di seluruh wilayah Sahel Afrika Barat dan negara-negara pantai.


Junta militer yang memerintah Mali sejak Agustus 2020 telah berselisih dengan tetangga regional dan internasional. 


Hal ini dipicu kegagalan mengadakan pemilihan yang dijanjikan dan menunda kembalinya aturan konstitusional.    


 


 


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi