Minggu, 05/05/2024 - 12:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OPINI
OPINI

Jokowi + Prabowo = 36 Persen

ADVERTISEMENTS

Penulis: Tony Rosyid**

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

PILPRES 2019, capres hanya dua. Jokowi dan Prabowo. Jokowi dapat angka 55,50%, Prabowo dapat 44,50%. Total 100%.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pilpres 2024 Prabowo didukung full oleh Jokowi. Gibran, putra Jokowi jadi cawapres Prabowo. Logikanya, Prabowo-Gibran dapat 100%. Karena suara Jokowi dilimpahkan ke paslon ini. Tapi faktanya, elektabilitas Prabowo-Gibran sekitar 36%.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kemana yang 64% itu?

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Jadi, keyakinan akan satu putaran dengan kemenangan Prabowo-Gibran, gak ketemu logika dan gak ada dalil ilmiahnya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Apalagi, baik Prabowo maupun Gibran paling banyak melakukan blunder Politik.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Absen dari arena debat, di satu sisi memang dapat menyelamatkan keduanya. Tapi masyarakat lama kelamaan akan hilang simpatinya. Ini bisa membuat elektabilitas Prabowo-Gibran jeblok.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Terlihat sekali Prabowo dan Gibran ini menghindari adu gagasan. Bagaimana rakyat mau pilih mereka kalau gak muncul gagasannya.

Bagaimana rakyat mau mengukur kecerdasan dan kemampuan kedua tokoh ini jika tidak ada gagasan yang bisa dibaca, dinilai dan diperdebatkan?

Saya akan ikut debat yang resmi, kata Gibran. Jawaban yang tidak masuk akal dan terkesan mengada-ada. Justru dengan debat sebelum resmi di KPU, ada tiga keuntungan bagi Gibran. Juga bagi paslon-paslon lainnya.

Berita Lainnya:
Iran Serang Israel, Menlu Retno Pastikan tak Ada Korban WNI

Pertama, debat pra KPU bisa jadi arena latihan.

Jadi, Prabowo, khususnya Gibran tidak kaget ketika nanti masuk pada debat resmi di KPU. Lebih keras dan tajam. Ditonton oleh hampir seluruh rakyat Indonesia.

Kedua, ini yang paling substansial. Latihan adu gagasan dapat menarik simpati rakyat jika gagasannya bagus.

Ketiga, debat publik akan menjadi pendidikan politik buat rakyat. Rakyat akan mendapatkan suguhan demokrasi yang elegan dan bermutu. Kalau joget-joget, itu bukan sajian bermutu. Anak TK lebih jago kalau diajak joget.

Debat tidak hadir, elektabilitas kisaran 36%, bagaimana mau satu putaran menang?

Kalau ada yang menuduh dan berasumsi bahwa Prabowo-Gibran bisa menggerakkan timsesnya dengan menggunakan kekuatan aparatur negara dan uang, maka tidak secara otomatis juga menaikkan elektabilitasnya.

Kenapa elektabilitas Prabowo cuma kisaran 36%?

Pertama, PDIP, partai pemenang pemilu yang sebelumnya dukung Jokowi di Pilpres 2019, kini hengkang. Ajukan Ganjar dan justru menjadi rival Jokowi.

Bahkan PDIP dan sejumlah kekuatan lain santer kabarnya sedang bergerilya untuk jatuhkan Jokowi. Seandainya betul, ini suatu hal yang tidak mudah.

Kedua, sejak Prabowo meninggalkan konstituennya dengan memilih gabung bersama Jokowi, maka para pendukung dan relawannya hengkang. Pergi meninggalkan Prabowo. Terutama dari basis keumatan. Mereka kecewa dan memilih lari dari Prabowo. Prabowo dianggap mengkhianati dukungan mereka.

Berita Lainnya:
Jokowi tak Bertemu Megawati Lebaran Tahun Ini, Begini Penjelasan KSP

Kekuatan dana dan besaran logistik yang sekarang dimiliki Prabowo nampaknya tidak cukup sukses menarik kembali dukungan dari kelompok umat. Mayoritas ulama dan kiai yang dulunya mendukung Prabowo justru beralih ke pasangan Anies-Cak Imin.

Ketiga, gelombang perlawanan dan kecaman terhadap Jokowi dan keluarga dari berbagai pihak semakin membesar. Terutama setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang meloloskan Gibran menjadi cawapres.

Rahasia istana mulai dibongkar satu persatu. Bekas Ketua KPK Agus Rahardjo mengaku adanya intervensi Jokowi terhadap kasus e-KTP yang menjerat Setya Novanto. Mantan Walikota FX Hadi Rudiyanto, juga membongkar pencalonan Gibran jadi Walikota Solo.

Ahok, Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad dan Eros Djarot juga mulai mengecam politik dinasti Jokowi dengan sangat keras. Kemarahan mereka mulai tumpah.

Sejauhmana kedahsyatan isu terkait hasil bongkar-bongkar Jokowi dan keluarga?

Yang pasti, ini akan sangat berpengaruh terhadap laju elektabilitas Prabowo-Gibran. Bisa jadi stagnan, atau malah akan turun. Secara logika, sulit membayangkan Prabowo-Gibran bisa menang jika pemilu berjalan secara sehat dan normal.

**). Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi