Kamis, 02/05/2024 - 07:06 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Lebanon Hadapi Krisis Roti Karena Kekurangan Pasokan Tepung

ADVERTISEMENTS

Lebanon memperingatkan krisis roti, karena kekurangan pasokan tepung

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

BEIRUT — Serikat Roti Lebanon, hari Rabu (6/4/2022) memperingatkan krisis roti, karena kekurangan pasokan tepung. Beberapa pabrik gandum menghentikan operasinya karena kekurangan dana.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Sejumlah toko roti berhenti membuat roti, sementara yang lain memiliki tepung terigu dalam jumlah terbatas dan hanya cukup untuk satu hari,” ujar Bakeries Syndicate dalam sebuah pernyataan dilnsir Middle East Monitor, Kamis (7/4).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Bakeries Syndicate mengatakan, toko roti menghadapi kekurangan tepung terigu di beberapa daerah di Lebanon. Mereka menyalahkan Bank Sentral Lebanon atas krisis tersebut.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Upaya Rusia Hapus Taliban dari Daftar Organisasi Teroris 

“Banque du Liban (bank sentral Lebanon) menunda pembayaran pengiriman gandum untuk alasan yang tidak diketahui,” ujar Bakeries Syndicate.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Sejauh ini, bank sentral belum memberikan komentar atas klaim tersebut. Lebanon membutuhkan sekitar 40.000-50.000 ton gandum untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.  

Lebanon mengimpor sekitar 60 persen kebutuhan gandumnya dari Ukraina dan Rusia. Pasokan gandum Lebanon juga terganggu akibat invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari.

Berita Lainnya:
Kata Warga Soal Iran Serang Israel dan Potensi Perang Keduanya

Sejak akhir 2019, Lebanon telah bergulat dengan krisis ekonomi yang cukup parah. Termasuk depresiasi mata uang, serta kekurangan bahan bakar dan medis.

Mata uang Lebanon telah kehilangan 90 persen nilainya, sehingga mengikis kemampuan orang untuk mengakses barang-barang kebutuhan dasar, seperti makanan, air, perawatan kesehatan dan pendidikan. Sementara pemadaman listrik yang meluas sering terjadi karena kekurangan bahan bakar.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi