Sabtu, 27/04/2024 - 09:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Krisis Pangan Dunia Diprediksi Meningkat

ADVERTISEMENTS

Konflik, cuaca ekstrem, guncangan ekonomi tingkatkan orang yang hadapi krisis pangan

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

LONDON — Jaringan Global Melawan Krisis Pangan (GNAFC) menyatakan, konflik, cuaca ekstrem, dan guncangan ekonomi meningkatkan jumlah orang yang menghadapi krisis pangan hingga seperlima menjadi 193 juta tahun lalu, Selasa (3/5/2022). Krisis pangan pun prospeknya akan memburuk tanpa tindakan segera dalam skala besar.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Prospek ke depan tidak bagus. Jika lebih banyak tidak dilakukan untuk mendukung masyarakat pedesaan, skala kehancuran dalam hal kelaparan dan kehilangan mata pencaharian akan mengerikan,” kata laporan GNAFC.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Menlu Retno dan Dubes Negara Arab Bahas Perkembangan Krisis Gaza

Lembaga yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa ini mengatakan dalam laporan tahunannya, bahwa kerawanan pangan hampir dua kali lipat dalam enam tahun sejak 2016 ketika mulai melacaknya.

ADVERTISEMENTS


“Tindakan kemanusiaan mendesak diperlukan dalam skala besar untuk mencegah hal itu terjadi,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Didefinisikan sebagai kekurangan pangan yang mengancam kehidupan, mata pencaharian, atau keduanya, kerawanan pangan akut pada tingkat krisis atau lebih buruk tumbuh sebesar 40 juta orang atau 20 persen tahun lalu. Laporan itu mengatakan, invasi Rusia ke Ukraina menimbulkan risiko serius bagi ketahanan pangan global, terutama di negara-negara krisis pangan termasuk Afghanistan, Ethiopia, Haiti, Somalia, Sudan Selatan, Suriah, dan Yaman.

Berita Lainnya:
Biden: Netanyahu tidak Berbuat cukup untuk Fasilitasi Bantuan Gaza

Somalia mendapat lebih dari 90 persen gandumnya dari Rusia dan Ukraina, Republik Demokratik Kongo menerima 80 persen, sementara Madagaskar mengimpor 70 persen makanan pokok dari kedua negara pada  2021.  “Negara-negara yang sudah menghadapi tingkat kelaparan akut yang tinggi sangat rentan terhadap (perang) karena ketergantungan mereka yang tinggi pada impor makanan dan kerentanan (mereka) terhadap guncangan harga pangan global,” kata laporan itu.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi