Jumat, 31/05/2024 - 06:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Krisis Pangan Dunia Diprediksi Meningkat

Konflik, cuaca ekstrem, guncangan ekonomi tingkatkan orang yang hadapi krisis pangan

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda

LONDON — Jaringan Global Melawan Krisis Pangan (GNAFC) menyatakan, konflik, cuaca ekstrem, dan guncangan ekonomi meningkatkan jumlah orang yang menghadapi krisis pangan hingga seperlima menjadi 193 juta tahun lalu, Selasa (3/5/2022). Krisis pangan pun prospeknya akan memburuk tanpa tindakan segera dalam skala besar.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

“Prospek ke depan tidak bagus. Jika lebih banyak tidak dilakukan untuk mendukung masyarakat pedesaan, skala kehancuran dalam hal kelaparan dan kehilangan mata pencaharian akan mengerikan,” kata laporan GNAFC.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Lembaga yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa ini mengatakan dalam laporan tahunannya, bahwa kerawanan pangan hampir dua kali lipat dalam enam tahun sejak 2016 ketika mulai melacaknya.

Berita Lainnya:
Israel Tahan 500 Jasad Rakyat Palestina, Aktivis: Penghinaan Terhadap Martabat Manusia


“Tindakan kemanusiaan mendesak diperlukan dalam skala besar untuk mencegah hal itu terjadi,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Didefinisikan sebagai kekurangan pangan yang mengancam kehidupan, mata pencaharian, atau keduanya, kerawanan pangan akut pada tingkat krisis atau lebih buruk tumbuh sebesar 40 juta orang atau 20 persen tahun lalu. Laporan itu mengatakan, invasi Rusia ke Ukraina menimbulkan risiko serius bagi ketahanan pangan global, terutama di negara-negara krisis pangan termasuk Afghanistan, Ethiopia, Haiti, Somalia, Sudan Selatan, Suriah, dan Yaman.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan
Berita Lainnya:
BMKG: Waspada Potensi Hujan Lebat di Wilayah Indonesia Ini

Somalia mendapat lebih dari 90 persen gandumnya dari Rusia dan Ukraina, Republik Demokratik Kongo menerima 80 persen, sementara Madagaskar mengimpor 70 persen makanan pokok dari kedua negara pada  2021.  “Negara-negara yang sudah menghadapi tingkat kelaparan akut yang tinggi sangat rentan terhadap (perang) karena ketergantungan mereka yang tinggi pada impor makanan dan kerentanan (mereka) terhadap guncangan harga pangan global,” kata laporan itu.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

sumber : Reuters

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi