Kamis, 02/05/2024 - 15:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Presiden Sri Lanka Umumkan Keadaan Darurat Respons Unjuk Rasa Massa 

ADVERTISEMENTS

Unjuk rasa anti-pemerintah Sri Lanka semakin menguat seiring memburuknya ekonomi

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

KOLOMBO— Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengumumkan keadaan darurat pada Jumat (6/5/2022) waktu setempat. Ini terjadi setelah satu hari pemogokan anti-pemerintah dan protes atas krisis ekonomi yang memburuk. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Tindakan ini segera berlaku efektif dan diambil untuk kepentingan keamanan publik,” kata pemberitahuan pemerintah, Jumat waktu setempat. Rajapaksa sebelumnya mengumumkan keadaan darurat pada 1 April tetapi membatalkannya setelah lima hari.  

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Rincian peraturan darurat terbaru belum diumumkan. Namun undang-undang darurat sebelumnya telah memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada presiden untuk mengerahkan militer, menahan orang tanpa tuduhan dan membubarkan protes. Perintahnya harus disetujui oleh parlemen dalam waktu 30 hari. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Status darurat langsung mendapat kecaman dari pemimpin oposisi Sajith Premadasa dan dari duta besar Kanada. Menyerukan Rajapaksa untuk mengundurkan diri, Premadasa menyatakan keadaan darurat berlawanan dengan mencari solusi untuk krisis.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Hamas: Tak Ada Kemajuan dalam Perundingan Gencatan Senjata 


Duta Besar Kanada untuk Sri Lanka, David McKinnon, mengatakan keputusan itu tidak perlu. “Selama beberapa pekan terakhir, demonstrasi di seluruh Sri Lanka telah sangat melibatkan warga yang menikmati hak mereka untuk kebebasan berekspresi secara damai, dan merupakan penghargaan bagi demokrasi negara itu,” katanya. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Polisi menembakkan gas air mata ke puluhan demonstran di luar parlemen. Aksi demo ini merupakan yang terbaru dalam lebih dari sebulan protes anti-pemerintah yang diwarnai kekerasan di tengah kekurangan makanan impor, bahan bakar dan obat-obatan. 


Dipukul keras oleh pandemi, kenaikan harga minyak dan pemotongan pajak pemerintah, Sri Lanka hanya memiliki sedikitnya 50 juta dolar AS dalam cadangan devisa yang dapat digunakan. 


Ratusan mahasiswa dan pengunjuk rasa lainnya berkumpul pada Jumat di jalan utama menuju parlemen tempat mereka memulai aksi duduk pada Kamis (5/5/2022). 


Beberapa di antara mereka menggantung pakaian dalam di barikade sebagai penghinaan terhadap kepemimpinan politik. 

Berita Lainnya:
Ajang Balap Mobil Sri Lanka Tewaskan Tujuh Orang


“Kami di sini karena kami muak dan bosan dengan politisi yang berbohong kepada kami. Kami ingin presiden dan pemerintah ini pulang,” kata Purnima Muhandiram, seorang profesional periklanan berusia 42 tahun. 


Ribuan toko, sekolah, dan bisnis tutup lebih awal pada Jumat karena pekerja sektor publik dan swasta melakukan pemogokan. Mereka menuntut presiden dan pemerintah mundur karena penanganan mereka terhadap krisis keuangan terburuk di pulau itu dalam beberapa dasawarsa. 


Para komuter dibiarkan terdampar ketika bus swasta dan operator kereta api bergabung dalam pemogokan. Pekerja kesehatan juga bergabung dalam pemogokan, meskipun layanan darurat tetap beroperasi. 


Rajapaksa telah menolak untuk mundur dan berulang kali menyerukan pemerintah persatuan yang dipimpin olehnya. Namun para pemimpin oposisi berencana untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap presiden dan pemerintah pekan depan.     


 

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi