Selasa, 30/04/2024 - 08:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Era Industri 4.0, Teknologi Blockchain Mampu Dorong Perekonomian Nasional

ADVERTISEMENTS

Indodax menilai masyarakat perlu edukasi bedakan teknologi blockchain dan kripto

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Banyak developer lokal di Indonesia yang membangun proyek yang didasari oleh teknologi blockchain. Hal ini untuk menyambut kesiapan perekonomian terutama sektor industri digital. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Pada prinsipnya blockchain diciptakan untuk melengkapi sistem perekonomian, sehingga industri bisa lebih efisien, lebih mudah digunakan dan juga lebih transparan. Hal ini juga ditandai dengan minat masyarakat Indonesia pada pertumbuhan investasi aset kripto yang meningkat dengan pesat belakangan ini. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Tetapi, nyatanya masih banyak orang yang belum mengenal teknologi di belakangnya yang mensupport transaksi aset kripto, yaitu teknologi blockchain. Padahal, sudah ada program studi seputar blockchain.

ADVERTISEMENTS


Bahkan menurut data dari LinkedIn pada  2020, blockchain menduduki puncak daftar hard skill yang paling dibutuhkan sekarang ini.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan teknologi blockchain memiliki peranan yang luas dan peran yang sangat penting khususnya masa industri 4.0 seperti ini. Menurutnya, era industri 4.0 adalah era yang didirikan melalui integrasi antar teknologi dan sangat mengedepankan transparansi. 


“Blockchain merupakan sebuah buku besar yang mana didalamnya terdapat catatan historis sebuah data dan bersifat transparan. Adanya teknologi blockchain bukan tidak mungkin ini bisa turut memajukan industri di Indonesia,” ucapnya.

Berita Lainnya:
Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Lewat Kripto Capai Rp 139 Triliun


“Sifatnya yang bisa diterapkan banyak sektor, aman karena memiliki proteksi yang tinggi dan sistem yang immutable (tetap dan tidak bisa diubah), efisien karena sistemnya yang terdesentralisasi, transparan, serta traceable dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat,” ucapnya.


Menurutnya teknologi blockchain memiliki beberapa use case yang bisa digunakan berbagai macam industri. Misalnya dalam industri perbankan yang bisa diterapkan transaksi perbankan antar negara sehingga bisa lebih efisien dan murah, sektor pemerintahan digitalisasi pencatatan dokumen kependudukan atau pencatatan bukti kepemilikan tanah dan properti. 


“Tidak hanya itu, blockchain juga bisa diterapkan sektor IoT seperti mobil self driving, sektor kesehatan pencatatan rekam medis pasien, sehingga ketika pasien berobat di rumah sakit yang berbeda, datanya bisa tercatat karena sistem blockchain yang terdesentralisasi ataupun sektor seni dalam bentuk NFT,” ucapnya.


Melihat sifat teknologi blockchain yang terdesentralisasi, konsep web 3.0 pun sama sama mengedepankan transparansi dan desentralisasi. “Web 3.0 sendiri merupakan kemajuan internet, masa yang akan datang situs web dapat memproses informasi dengan lebih mandiri, dan transparan juga terintegrasi antara satu dengan yang lainnya,” ucapnya.

Berita Lainnya:
Tiket Menyeberang Merak Sudah Habis, DPR Peringatkan Jangan Sampai Ada Calo


Oscar menjelaskan Web 3.0 sering disebut sebagai era read, write, and own dimana para pengguna dapat terlibat secara langsung dalam kepemilikan suatu aset, serta dapat memiliki kontrol yang lebih besar. Hal ini tentu berbeda dengan sistem Web 2.0 (yang disebut sebagai era read and write), orang hanya dapat mengonsumsi, memproduksi, dan membagikan suatu konten pada suatu platform.


Meskipun Oscar merasa teknologi blockchain ini merupakan teknologi yang dirasa sangat memberikan manfaat. Namun masih ada beberapa hambatan yang dirasa harus diselesaikan terlebih dahulu. 


“Orang orang masih lebih sering mendengar kripto dibanding blockchain. Kedua istilah tersebut memang sangat berhubungan satu dengan yang lain, namun jelas berbeda. Ini merupakan tantangan bagaimana kami bisa mengedukasi hal ini kepada khalayak dengan bahasa yang sesederhana mungkin dan sesering mungkin,” ucapnya.


“Karena jika masyarakat semakin mengenal teknologi blockchain, saya yakin masyarakat akan semakin terbuka terhadap teknologi ini karena melihat sifat serta kelebihannya yang banyak memberikan benefit,” ucapnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi