Rabu, 22/05/2024 - 06:05 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AFRIKAINTERNASIONAL

Prancis Mulai Tarik Pasukan Militernya dari Mali

Prancis telah mengerahkan sekitar 4.600 tentara di bawah Operasi Barkhane pada 2014.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 PARIS — Prancis mulai menarik pasukan militernya dari Mali pada Senin (13/6/2022), dan menyerahkan pangkalan Menaka kepada pasukan Mali. Staf umum pertahanan mengatakan, penarikan pasukan dilakukan secara tertib, aman, dan transparan.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


“Penarikan dilakukan secara tertib, aman dan transparan. Fokus kami pada elemen penting dari operasi Barkhane yang memberikan keamanan di Tiga Perbatasan dan wilayah Liptako Selatan,” kata pernyataan staf umum, dilansir Anadolu Agency, Selasa (14/6/2022).


Kementerian Pertahanan Prancis mengatakan, penarikan pasukan itu adalah bagian dari kerangka kerja yang ditetapkan oleh Presiden Emmanuel Macron pada Februari, untuk mengartikulasikan kembali Pasukan Barkhane di luar Mali. Prancis telah mengerahkan sekitar 4.600 tentara di bawah Operasi Barkhane yang diluncurkan pada 2014. Operasi ini bertujuan untuk memerangi terorisme di negara-negara G5 seperti Mali, Niger, Burkina Faso, Chad, dan Mauritania.

Berita Lainnya:
Jadi Mitra Strategis, Ini Harapan Korea Selatan ke Presiden Indonesia Selanjutnya


Pasukan Prancis sekarang telah memindahkan logistik militer dari Menaka ke Pangkalan Udara Proyeksi (BAP) Niamey di Niger. Mereka akan melanjutkan operasi anti-terorisme di wilayah Sahel.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Militer Prancis telah menginvestasikan beberapa juta euro dalam proyek-proyek pembangunan untuk infrastruktur vital, pendidikan, pemuda dan kesehatan penduduk setempat yang mendukung Pasukan Barkhane untuk melakukan operasi. Pada April, setelah pasukan Prancis menyerahkan sebuah pangkalan militer di Gossi, tentara Mali menuduh Prancis menutupi “kuburan massal” di tempat itu. Prancis kemudian membantah tuduhan tersebut.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Presiden Rusia Vladimir Putin akan Kunjungi Cina Pekan Ini


Di tengah hubungan permusuhan dengan Prancis, pada Mei pemerintah militer Mali mencabut perjanjian kerja sama pertahanan yang mengatur status pasukan Prancis (SOFA). Pemerintah Mali memerintahkan pasukan Prancis serta pasukan Eropa di bawah Takuba untuk meninggalkan negara itu.


 

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi