Jumat, 26/04/2024 - 20:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Sri Mulyani Ungkap Risiko Baru Perlambatan Ekonomi Dunia

ADVERTISEMENTS

Risiko baru hambat ekonomi dunia adalah kenaikan suku bunga The Fed

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Pemerintah mengungkapkan risiko baru yang mengancam perekonomian dunia. Hal ini memicu situasi yang berat terhadap perekonomian dunia termasuk Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bentuk respon baru yang muncul antara lain kenaikan suku bunga acuan, seperti yang dilakukan Amerika Serikat.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Ini Alasan Tim AMIN Ingin Hadirkan Sri Mulyani hingga Risma ke Sidang MK


“Ini risiko baru dan membuat lembaga internasional membuat revisi ke bawah ekonomi 2022 dan 2023,” ujarnya saat konferensi pers APBN KiTA Juni 2022 secara virtual, Kamis (23/6/2022).

ADVERTISEMENTS


“IMF proyeksi ekonomi dunia tumbuh 3,6 persen dan jauh lebih rendah dibanding proyeksi sebelumnya di atas empat persen,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Sri Mulyani menyebut risiko lainnya  perang Rusia dan Ukraina yang menyebabkan krisis pangan dan energi. Adapun lonjakan ini tidak bisa terelakkan berbagai belahan dunia.

Berita Lainnya:
Konflik Israel-Iran Diprediksi Masih Picu Berlanjutnya Kenaikan Harga Minyak


Kemudian terkait peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara. China merupakan salah satunya, sehingga beberapa kota terpaksa kembali dikunci dan menyebabkan perlambatan ekonomi.


Ke depan, pemerintah Indonesia berupaya memastikan vaksinasi anti virus corona semakin cepat dan meluas. “Ini untuk menyakinkan bahwa 2022 menuju transisi endemi,” ucapnya. 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi