Rabu, 08/05/2024 - 00:54 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Studi Temukan Petunjuk Baru Covid-19 Bisa Sebabkan Kerusakan Otak

ADVERTISEMENTS

Covid-19 bisa memicu munculnya gejala neurologis.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Studi terbaru berhasil memberikan petunjuk mengenai bagaimana Covid-19 dapat memicu terjadinya kerusakan otak dan munculnya gejala neurologis. Studi ini dilakukan dengan mengautopsi jaringan otak beberapa pasien yang meninggal karena Covid-19.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Melalui berbagai penelitian, telah diketahui bahwa Covid-19 bukan hanya sekedar penyakit pernapasan. Dampak jangka pendek dan panjang dari infeksi SARS-CoV-2 juga bisa mengenai organ lain, termasuk otak. Kasus gumpalan darah dan strok juga cukup banyak ditemukan pada pasien Covid-19.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Sebuah studi pada tahun lalu juga menemukan bahwa pasien Covid-19 memiliki kerusakan yang signifikan pada sel endotel pembuluh darah otak. Sel ini merupakan komponen penting pada sawar darah otak.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Peneliti lalu membuat hipotesis bahwa kerusakan sel endotel tersebut bisa memicu beragam gejala neurologis terkait Covid-19. Akan tetapi, pada waktu itu belum diketahui seperti apa proses patofisiologis yang mendasarinya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Banda Aceh 819, Amiruddin Ajak Segenap Elemen Membangun Kota


“Pasien-pasien sering mengalami komplikasi neurologis pada Covid-19, tetapi proses patofisiologis yang mendasarinya tak begitu dipahami,” jelas peneliti Avindra Nath, seperti dilansir New Atlas, Jumat (8/7/2022).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Studi terbaru yang dilakukan oleh National Institutes of Health berhasil memberikan petunjuk terkait pertanyaan besar tersebut. Setelah melakukan autopsi pada jaringan otak pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19, tim peneliti menemukan bahwa kerusakan sel endotel primer di pembuluh darah otak tersebut berkaitan dengan respons imun abnormal.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Tim peneliti mengungkapkan bahwa aktivasi sel-sel endotel membawa trombosit yang menempel pada dinding pembuluh darah. Hal tersebut lalu menyebabkan gumpalan terbentuk dan kebocoran terjadi.


“Begitu kebocoran terjadi, sel-sel imun seperti makrofag bisa datang untuk memperbaiki kerusakan, lalu menyebabkan peradangan. Kondisi ini, pada akhirnya, menyebabkan kerusakan pada neuron,” ujar Nath.


Meski beberapa studi mengindikasikan bahwa SARS-CoV-2 bisa terdeteksi di otak, studi terbaru ini tidak menemukan adanya jejak virus tersebut pada jaringan otak yang mereka investigasi. Oleh karena itu, masih menjadi misteri mengapa sistem imun bisa tiba-tiba menarget sel-sel yang sehat setelah infeksi SARS-CoV-2 terjadi.

Berita Lainnya:
Jamaah Haji Aceh Diberangkatkan ke Tanah Suci Mulai 29 Mei


Ini bukan kali pertama sebuah studi menyoroti penyebab di balik masalah neurologis pada kasus Covid-19. Sebelumnya, studi berskala kecil juga menemukan marker peradangan pada cairan seberospinal pada beberapa pasien long Covid yang mengalami gejala brain fog atau sulit berkonsentrasi. Temuan ini memberikan bukti kuat yang mengindikasikan bahwa respons imun persisten terhadap infeksi SARS-CoV-2 mungkin turut bertanggung jawab atas banyak aspek dalam kasus Covid-19 akut dan long Covid.


“Merupakan hal yang cukup mungkin bila respons imun yang ada pada pasien Long Covid menyebabkan cedera neuronal,” jelas Nath.


Temuan-temuan terbaru ini tidak mengindikasikan bahwa terapi imunosupresif yang luas bisa menjadi obat untuk //long Covid//. Studi terbaru ini telah dipublikasikan dalam jurnal Brain.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi