Sabtu, 04/05/2024 - 12:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIMIGAS

Ramai-Ramai ke Pendanaan Hijau, Investasi Hulu Migas Seret

ADVERTISEMENTS

Hal ini berimbas pada minimnya fasilitas pembiayaan dan pendanaan proyek hulu migas.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Pemerintah Indonesia masih memegang target produksi minyak dan gas nasional mencapai 1 juta barel per hari pada 2030 mendatang. Sayangnya, target ini terbentur kondisi global saat ini yang ramai-ramai beralih ke energi bersih.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Hal ini berimbas pada minimnya fasilitas pembiayaan dan pendanaan untuk proyek hulu migas. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, menilai, kondisi ini kemudian menjadi salah satu penghambat untuk bisa mendongkrak geliat investasi di hulu migas. “Sekarang pendanaan beralih ke pendanaan hijau. Perusahaan besar migas itu sulit sekali mendapatkan pendanaan,” ujar Tutuka saat ditemui di Kementerian ESDM, Rabu (20/7/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Tutuka pun tak menampik jika target 1 juta barel memang menghadapi jalan terjal. Meski ia menilai, target tersebut tetap perlu diupayakan mengingat kebutuhan domestik saat ini masih bertumpu pada sektor migas.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Penerbangan ke Manado Belum Pulih, Warga Pilih Gunakan Kapal

“Terus terang saja, ini memang kondisi yang penuh tantangan,” ujar Tutuka.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Tutuka juga menjelaskan, dari sisi dalam negeri pun pengembangan hulu migas masih kalah saing dibandingkan negara lain seperti Thailand maupun Malaysia. Sebab, kata Tutuka dari sisi pengembalian modal investasi atau IRR di Indonesia masih berkisar 10-11 persen saja.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Padahal negara lain, IRR-nya bisa sampai 20 persen. Kita terus terang saja kondisi kita saat ini kita kurang menarik bagi investor,” ujar Tutuka.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Tutuka juga menjelaskan saat ini indeks kompetitifnes investasi di Indonesia juga masih rendah dibandingkan negara tetangga. Untuk itu memang perlu ada perombakan regulasi dan upaya extra untuk bisa menarik investasi di hulu migas.

Berita Lainnya:
Smelter Freeport di Gresik Capai 94 Persen, Juni Siap Beroperasi  

“Misal saat ini kami sudah membagi split itu gak 85:15 lagi tetapi kita sudah turun ke 80, bahkan ada yang 50:50. Ini kita lakukan agar semakin menarik bagi investor,” ujar Tutuka.

Meski di tengah kondisi yang simalakama, namun Kementerian ESDM tetap membuka lelang Wilayah Kerja (WK) Migas. Pada lelang tahap pertama ini, ESDM menawarkan 6 WK Migas. Lelang dibuka hingga 6 September mendatang.

“Ini tetap harus kita lakukan untuk bisa mengejar target produksi. Kalau kita gak nambah discovery baru masa iya kita mau impor terus. Kita tetap harus melakukan ini semua,” ujar Tutuka.


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi