Rabu, 22/05/2024 - 04:44 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

APLIKASITEKNOLOGI

Aplikasi Super Apps: Antara Ego Sektoral dan Keamanan Data

Ada 8 hingga 10 aplikasi menggantikan 24 ribu aplikasi pemerintah saat ini.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G. Plate berencana menggabungkan ribuan aplikasi pemerintah dalam aplikasi super atau super apps. Rencananya akan ada 8 hingga 10 aplikasi menggantikan 24 ribu aplikasi pemerintah saat ini. Sifatnya terintegrasi dari pusat ke daerah.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Rencana tersebut mendapat respon dari sejumlah pihak. Pengamat merasa skeptis kebijakan aplikasi terintegrasi super apps akan berjalan mulus akibat masih tingginya ego sektoral. Keamanan data warga negara pun jadi pertanyaan utama.

Berita Lainnya:
Sales Pipeline dan CRM: Kombinasi Jitu Memajukan Bisnis


Kominfo dinilai belum mampu menjadi pemimpin satu data di Indonesia, demikian menurut peneliti digital dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda.


“Kominfo tidak bisa cepat. Saat ini ego sektoral masih sangat tinggi. Contohnya saja, data e-KTP itu aksesnya Dukcapil dan Kemendagri, apa Kominfo bisa masuk? Tidak. Kemudian ada aplikasi perpajakan di Dirjen Keuangan, apakah bisa ke Kominfo?” ujar Nailul Huda.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Menurut Nailul, yang harus pemerintah lakukan saat ini adalah memilah aplikasi yang sudah tidak digunakan untuk segera dimatikan dan menggabungkan beberapa aplikasi yang relevan. Misalnya, aplikasi yang ada beberapa direktorat kementerian digabungkan dalam satu.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Membangun Koneksi Profesional Dinilai Sangat Penting untuk Pencari Kerja


Namun jika aplikasi yang dibuat dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat, Nailul menilai hal-hal tersebut tidak masalah. “Misalnya ada desa yang membuat aplikasi e-commerce untuk daerahnya saja, tidak masalah. Karena selama milik desa maka tidak ada biaya administrasi yang dibebankan ke penjual.”


Pemerintah juga bisa berkolaborasi dengan pihak swasta sehingga dapat menghemat anggaran dengan tetap mengedepankan keamanan data, ujarnya.

ADVERTISEMENTS


sumber : DW

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi