Jumat, 26/04/2024 - 21:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Surya Paloh Akui Kekuasaan Lahirkan Konflik dan Perselisihan

ADVERTISEMENTS

Paloh sebut pencalonan presiden hak seluruh warga, tapi aturan membuatnya eksklusif.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

MALANG — Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh mengaku tahun 2022 menjadi waktu bagi partai untuk memanaskan mesin politiknya jelang menghadapi Pemilu 2024. Pemilu sendiri dipandangnya sebagai mekanisme dari demokrasi untuk mendapatkan kekuasaan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Namun, ia mengamini jika kekuasaan tersebut akan melahirkan konflik dan perselisihan. Baik ketika merebutkannya atau mempertahankan kekuasaan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Yang paling lekat adalah konflik dan perselisihan. Dalam sejarahnya, kekuasaan memang tidak bisa dipisahkan dari siasat, intrik, muslihat, bahkan tak jarang pertumpahan darah,” ujar Surya Paloh dalam orasi ilmiahnya sebelum menerima gelar  doktor honoris causa (HC) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, Malang, Senin (25/7/2022).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Anies Tidak Sadar Diperalat untuk Menangkan Jokowi dan Kroni dalam Pilpres 2024

Karakteristik kekuasaan, jelas Paloh, juga masih cenderung despotik. Sebab, masih ada pihak-pihak di lingkar kekuasaan yang berbuat sesukanya atau menjalankan kekuasaan dengan sewenang-wenang.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Karenanya, demokrasi dipilih untuk memoderasi hal tersebut. Pemilu menjadi alat pergantian kekuasaan agar tidak terjadi melalui jalan pewarisan atau jalan perebutan yang disertai kekerasan. Alhasil, demokrasi adalah jalan pergantian pemegang kekuasaan yang mensyaratkan adanya kedewasaan sikap dan rasionalitas nalar dari para pelakunya.

“Di sisi lain, kekuasaan adalah bagian yang tak terpisahkan dari politik. Ia bahkan menjadi ekspresi dominan dari politik. Saking identiknya, politik selalu terasosiasikan sebagai segala sesuatu terkait kekuasaan,” ujar Ketum Nasdem.

Peralihan kekuasaan pun diatur sedemikian rupa, sehingga pergantiannya terjadi secara berkala dan diselenggarakan secara terbuka. Tujuannya untuk memungkinkan setiap pihak memiliki kesempatan yang sama.

Berita Lainnya:
Bambang Widjojanto Walk Out saat Eddy Hiariej Beri Keterangan di MK

“Namun demikian, dalam sistem yang demikian pun masih kerap terjadi kondisi yang dinilai tidak fair dan perilaku yang menyeleweng. Kondisi yang tidak fair merujuk pada adanya pelbagai ketentuan yang membuat pihak-pihak tertentu tetap tidak bisa terlibat dalam kompetisi demokrasi,” ujar Paloh.

Adanya ketentuan dalam sebuah kompetisi dinilainya lumrah. Oleh karena itu, oknum-oknum yang ingin memperoleh kekuasaan tersebut kerap menyiasati peraturan agar terlihat tak melarang orang lain untuk berkompetisi.

“Sebagai misal, hak mencalonkan diri sebagai presiden adalah hak seluruh warga negara. Namun, ketentuan yang ada membuatnya eksklusif bagi kalangan tertentu saja, ketua umum partai, pejabat publik, menteri, kalangan berduit, kepala daerah,” tegas Surya Paloh.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi