Sabtu, 27/04/2024 - 06:46 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Permainan Tradisional Bantu Latih Kecerdasan Anak

ADVERTISEMENTS

Permainan tradisional masuk dalam kategori bermain aktif yang melatih kecerdasan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Permainan tradisional yang populer di kalangan anak-anak seperti gobak sodor dapat melatih berbagai kecerdasan anak. “Kecerdasan fisik, kognitif, kreativitas, sosial emosional, moral, semua terpadu dalam kegiatan bermain bersama,” kata Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi alias Kak Seto, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Permainan tradisional termasuk dalam kategori bermain aktif di mana anak-anak bergerak secara aktif. Kak Seto mencontohkan manfaat permainan tradisional untuk mengasah kecerdasan anak. Permainan beregu gobak sodor di lapangan bujur sangkar di mana tiap pemain harus berusaha melewati garis pembatas tanpa tersentuh lawan, misalnya membuat anak belajar mengasah logika karena dia harus memikirkan strategi agar bisa melewati halangan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Mencari Strategi Tepat Pola Pengasuhan Cucu


Di sisi lain, anak juga harus berpikir kreatif dalam mengatur cara agar bisa mengecoh lawan dan berhasil melewati garis. Kejujuran anak juga diuji lewat permainan tradisional, ketika memang disentuh oleh lawan, anak belajar untuk betul-betul mengaku kalah dan hal itu melatih kecerdasan moral.

ADVERTISEMENTS


“Kalau kalah, tidak boleh ngambek, marah atau baper, itu kecerdasan emosional,” kata Kak Seto.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Bermain di luar rumah sangat penting untuk anak agar mereka kembali menemukan dunia indah serta menyalurkan energi mereka lewat aktivitas fisik. Kak Seto menegaskan, bermain adalah hak anak untuk bisa tumbuh dan berkembang secara sehat. Selain bermain aktif, ada juga bermain pasif di mana anak-anak terhibur lewat menonton televisi, pertunjukan teater atau melihat aneka hiburan lewat gawai.

Berita Lainnya:
Cegah Varises dengan Olahraga, Begini Caranya


“Bermain pasif dan aktif sama-sama penting,” kata dia.


Dengan bermain, anak bisa meluapkan perasaan negatif sehingga terhindar dari depresi dan rasa frustrasi yang dapat membuat mereka terlibat perilaku menyimpang. Agar anak-anak lebih semangat bermain secara aktif, perlu partisipasi dari orangtua atau orang dewasa untuk aktif bermain karena anak adalah peniru ulung. Bila orangtua lebih sering terlihat berfokus pada gawai, maka anak-anak pun akan cenderung malas untuk bergerak.


sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi