Sabtu, 27/04/2024 - 08:19 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Erdogan Sebut Krisis Energi di Eropa Dipicu Sanksi terhadap Rusia

ADVERTISEMENTS

Erdogan mengungkapkan, Eropa menuai apa yang mereka tabur terkait krisis energi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengomentari krisis energi yang kini tengah dihadapi Eropa. Menurutnya, hal itu terjadi karena sanksi yang diterapkan Benua Biru kepada Rusia sebagai bentuk dukungan terhadap Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Erdogan mengungkapkan, Eropa menuai apa yang mereka tabur terkait krisis energi. “Sikap Eropa terhadap (Presiden Rusia Vladimir) Putin, sanksinya, membuat Putin, rela atau tidak, sampai pada titik mengatakan, ‘Jika Anda melakukan ini, saya akan melakukan itu’,” ucap Erdogan saat diwawancarai awak media di Ankara, Selasa (6/9/2022), dikutip laman Al Arabiya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Menurut Erdogan, saat ini Putin menggunakan semua sarana dan “senjatanya” untuk menghadapi sanksi Barat. “Sayangnya, gas alam adalah salah satunya,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Malaysia Kecewa Hak Veto Halangi Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Erdogan berharap Turki tak mengalami krisis energi tahun ini. “Saya pikir Eropa akan memiliki masalah serius musim dingin ini. Kami tidak memiliki situasi seperti itu,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Pada 31 Agustus lalu, perusahaan gas Rusia, Gazprom, telah mengumumkan penangguhan total pasokan gas ke Jerman yang disalurkan lewat pipa Nord Stream. “Pasokan (gas) lewat Nord Stream sepenuhnya terhenti karena pekerjaan pencegahan dimulai hari ini di unit kompresor gas,” kata Gazprom dalam sebuah pernyataan singkat.

Awalnya Gazprom menyebut, pekerjaan di unit kompresor itu bakal berlangsung hingga 3 September lalu. Namun Gazprom telah mengumumkan bahwa penangguhan pasokan gas via Nord Stream masih akan berlanjut tanpa batas waktu yang ditentukan. Kepala Badan Jaringan Federal Jerman Klaus Mueller mengatakan, secara teknis, keputusan Gazprom tak dapat dipahami.

Menurutnya, pekerjaan pemeliharaan Nord Stream hanyalah dalih Moskow untuk menggunakan pasokan energi sebagai ancaman. Mueller menilai, Rusia membuat “keputusan politik” setiap mengumumkan adanya “pekerjaan pemeliharaan” Nord Stream.

Berita Lainnya:
Rusia Veto Perpanjangan Pemantauan Sanksi PBB ke Korut

Gazprom juga telah menangguhkan pasokan gas ke perusahaan energi Prancis, Engie. Hal itu dilakukan karena Engie tak kunjung melakukan pembayaran. Saat ini Jerman, Prancis, Italia, dan beberapa negara Eropa lainnya telah menyerukan warganya untuk melakukan penghematan energi menjelang musim dingin.

Saat ini harga energi di Eropa mengalami lonjakan. Hal itu karena Rusia telah membatasi pasokan gasnya ke wilayah tersebut sejak pecahnya konflik di Ukraina. Bulan lalu Gazprom mengumumkan bahwa mereka akan memangkas pasokan gas alam lewat pipa Nord Stream hingga 20 persen dari kapasitas atau menjadi 33 juta meter kubik per hari. Gazprom beralasan, langkah itu diambil karena adanya perbaikan peralatan.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi