Sabtu, 27/04/2024 - 11:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Gadis-Gadis Afghanistan Memprotes Penutupan Sekolah

ADVERTISEMENTS

Lima sekolah menengah negeri di provinsi timur Paktia memulai kembali kelas.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

KABUL — Puluhan siswi sekolah di Afghanistan Timur menggelar aksi protes di Provinsi Paktia pada Sabtu (10/9). Mereka memprotes penutupan sekolah semena-mena yang dilakukan Taliban.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Pekan lalu, lima sekolah menengah negeri di provinsi timur Paktia memulai kembali kelas setelah ratusan gadis dan pemimpin suku menuntut agar sekolah dibuka kembali.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Tetapi ketika siswa di ibukota provinsi Gardez pergi untuk kelas pada hari Sabtu, mereka disuruh pulang. “Pagi ini ketika mereka tidak mengizinkan gadis-gadis itu masuk sekolah, kami melakukan protes,” kata aktivis Yasmin, penyelenggara aksi.

ADVERTISEMENTS


Mereka mengenakan seragam sekolah dengan jilbab putih dan shalwar kameez hitam. Gadis-gadis itu berbaris melalui pusat Gardez untuk memprotes penutupan itu.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Pemerintah Jepang Geledah Pabrik Produsen Suplemen yang Menewaskan Lima Orang


Empat dari sekolah yang baru dibuka kembali berada di Gardez dan satu di Samkani.


Taliban telah memberlakukan pembatasan keras pada anak perempuan dan perempuan untuk mematuhi visi keras mereka tentang Islam sejak kembali berkuasa pada Agustus tahun lalu, secara efektif membuat mereka keluar dari kehidupan publik.


Pada Maret, mereka menutup semua sekolah menengah perempuan beberapa jam setelah membukanya kembali untuk pertama kalinya di bawah kekuasaan mereka.


Gambar yang diposting di media sosial hari Sabtu menunjukkan gadis-gadis itu berbaris melalui pusat kota saat penduduk dan pemilik toko menyaksikan.


“Taliban tidak mengizinkan siapa pun untuk merekam protes. Bahkan, mereka merusak ponsel beberapa pengunjuk rasa,” kata Yasmin dilansir dari Alaraby, Ahad (11/9).


Dua warga dari kota itu juga membenarkan protes tersebut, yang tidak boleh diliput oleh wartawan.

Berita Lainnya:
Menyaksikan Video Eksekusi Israel di Al-Shifa, AS Salahkan Hamas


“Para mahasiswa memprotes dengan damai, tapi tak lama kemudian unjuk rasa itu dibubarkan oleh pasukan keamanan,” kata seorang warga Gardez yang meminta tidak disebutkan namanya kepada AFP.


Pejabat mempertahankan larangan itu dengan pengakuan bahwa penutupan hanya “masalah teknis” dan kelas akan dilanjutkan setelah kurikulum berdasarkan aturan Islam ditetapkan.


Beberapa sekolah umum terus beroperasi di beberapa bagian negara menyusul tekanan dari para pemimpin dan keluarga setempat.


Namun, mereka tetap tertutup di sebagian besar provinsi, termasuk ibu kota Kabul serta Kandahar, pusat kekuatan de facto Taliban.


Menuruy UNICEF, sekitar tiga juta anak perempuan saat ini dilarang mendapatkan pendidikan menengah di Afghanistan,


 


 


 


Sumber:

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi