Minggu, 05/05/2024 - 12:44 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Penduduk di Wilayah Xinjiang Kelaparan Selama Penguncian Covid-19

ADVERTISEMENTS

Warga Xinjiang jalani karantina paksa dan kekurangan pasokan selama 40 hari lockdown

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

BEIJING — Penduduk di sebuah kota di wilayah Xinjiang, China mengalami kelaparan selama penguncian untuk menangani penyebaran Covid-19. Mereka menjalani karantina paksa dan kekurangan pasokan obat-obatan selama 40 hari penguncian.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Penduduk Kota Ghulja mengunggah video yang menunjukkan kulkas mereka kosong dan tidak memiliki pasokan makanan, anak-anak yang menderita demam, dan orang-orang berteriak dari jendela rumah mereka.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kondisi ini mengingatkan pada penguncian ketat di Shanghai beberapa waktu lalu. Ketika itu ribuan penduduk mengunggah video dan foto bahwa mereka dikirimi sayuran busuk atau ditolak perawatan medis bagi orang dengan penyakit kritis. Tetapi, penguncian ketat di kota-kota kecil seperti Ghulja kurang mendapat perhatian.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
IDI Bagikan Tips Jaga Kesehatan Selama Musim Pancaroba dan Mudik Lebaran

Penguncian di Ghulja juga menimbulkan ketakutan di antara orang-orang Uighur, yaitu kelompok etnis yang berasal dari Xinjiang.  Selama bertahun-tahun, wilayah tersebut telah menjadi target tindakan keras yang menjerat sebagian besar orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya. Penguncian sebelumnya di Xinjiang sangat sulit, karena disertai dengan pengobatan paksa, penangkapan, dan penduduk disemprot  disinfektan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Yasinuf, seorang warga Uighur yang belajar di sebuah universitas di Eropa, mengatakan, ibu mertuanya mengirim pesan suara yang menakutkan akhir pekan ini. Dalam pesan suara itu, ibu mertuanya mengatakan, dia dipaksa pergi ke karantina terpusat karena batuk ringan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Imunitas Tubuh Kuat Bisa Cegah Orang Tertular Flu Singapura

“Kami tidak tahu apa yang akan terjadi kali ini.  Yang bisa kita lakukan sekarang adalah mempercayai pencipta kita,” ujar ibu mertua Yasinuf, dalam rekaman audio yang ditinjau oleh The Associated Press.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Orang tua Yasinuf mengatakan kepada dirinya bahwa, mereka kehabisan persediaan makanan. Orang tua Yasinuf  bertahan hidup dengan memakan adonan mentah yang terbuat dari tepung, air, dan garam. Kondisi ini membuat Yasinuf tidak fokus untuk belajar. Bahkan dia tidak tidur dalam beberapa hari karena memikirkan kerabatnya di Ghulja.

“Suara mereka selalu ada di kepala saya, mengatakan hal-hal seperti saya lapar, tolong bantu kami,” ujar Yasinuf.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi