Jumat, 26/04/2024 - 21:21 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Masjid Sebagai Denyut Kehidupan Bagi Muslim Pendatang di Kota Pelabuhan Jepang

ADVERTISEMENTS

Sebagian besar jamaah masjid berasal dari Indonesia dan Bangladesh.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 ISHINOMAKI — Sebuah masjid di pelabuhan perikanan di sudut timur laut Jepang ini mungkin tampak aneh bagi sebagian orang, tetapi tidak bagi banyak Muslim dari Indonesia, Bangladesh, dan negara lain. Masjid tersebut merupakan denyut kehidupan bagi Muslim yang bekerja sebagai peserta pelatihan teknis di industri makanan laut dan konstruksi lokal.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Masjid yang selesai dibangun pada Juli lalu itu merupakan landasan penting dari kehidupan sehari-hari mereka. Assalamualaikum terdengar ketika orang-orang muda dengan pakaian etnis memasuki masjid dengan kubah putih itu. Sedangkan bagi Muslimah berkerudung, mereka akan menggelar sajadah untuk sholat di luar gedung.

ADVERTISEMENTS


 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Lebih dari 100 orang hadir di Masjid Ishinomaki di Prefektur Miyagi untuk merayakan Hari Raya Qurban, salah satu peristiwa terpenting bagi umat Islam, musim panas ini. Banyak jamaah datang ke Jepang dari Indonesia dan tempat lain untuk bekerja di pabrik pengolahan makanan laut, operator kapal penangkap ikan, dan industri konstruksi.

Berita Lainnya:
Kisah Hakim Syuraih, Berani Ambil Putusan yang Rugikan Ali bin Abi Thalib


Staf magang teknis menjadi semakin diperlukan untuk kota pelabuhan yang menghadap Samudera Pasifik ini. Ishinomaki mengalami krisis tenaga kerja sejak bencana gempa bumi dan tsunami 2011 yang merenggut sekitar 20 ribu jiwa.


 


Seorang warga Bangladesh berusia 51 tahun yang menjalankan sebuah perusahaan konstruksi kecil membangun masjid. Pekerja magang dan lainnya muncul di lokasi pembangunan dengan sepeda pada hari libur untuk membantu mengecat dan menyiangi rumput.


Seorang warga Indonesia berusia 27 tahun menjelaskan masjid itu penting baginya. “Dulu saya tidak punya pilihan selain pergi ke masjid di Sendai dengan kereta api untuk sholat Jumat,” katanya, dilansir dari Asahi Shimbun, Rabu (21/9/2022).

Berita Lainnya:
Tips Hidup Sehat Berdasarkan Sunnah Nabi Muhammad


Sebagai awak kapal pukat selama tujuh tahun, orang Indonesia itu mengaku pekerjaannya berat. Saat ia merindukan kampung halamannya, masjid seperti rumah yang jauh baginya dan melihat rekan-rekannya dari tempat kerja lain.


Warga Bangladesh yang membangun masjid mengatakan dia prihatin dengan prasangka publik terhadap Islam di Jepang ketika dia memulai proyek pembangunan masjid. Dia mengunjungi kantor kota dan asosiasi lingkungan setempat sebelumnya, memberi tahu mereka bahwa fasilitas itu tidak memiliki hubungan dengan ekstremis atau teroris sama sekali.


 


Rencananya, masjid tersebut akan diperluas nantinya untuk mengakomodasi perpustakaan dan restoran yang menyajikan makanan yang disiapkan khusus untuk umat Islam secara halal. “Saya berharap pembentukan ini dapat memberikan wadah bagi mereka dari berbagai negara dan budaya untuk saling berinteraksi sehingga dapat memperdalam saling pengertian,” katanya.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi